PDAM Prediksi Debit Air Baru Normal Bulan Maret

PDAM Prediksi Debit Air Baru Normal Bulan Maret

CIREBON– Sudah dua bulan kran di kediaman Mama Rama (38) tak mengalirkan air. Jeriken penampung bahkan sampai kering kerontang. Kondisi ini, umum ditemui di RT 02 dan RT 01 RW 11 Samadikun Utara. Gangguan distribusi air dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum, belum juga berakhir. “Nggak ada air serba susah,” ujar Mama Rama kepada Radar Cirebon. Kondisi itu memang tidak menyeluruh di RW 11 Samadikun Utara. Ada rumah warga yang masih kebagian air meski kecil dan waktu nyalanya sebentar. Tapi ada yang benar-benar tidak mendapatkan setetes pun air. Sejauh ini Mama Rama harus keluar uang lebih. Tiap hari harus mengeluarkan uang Rp50 ribu untuk membeli 11 jeriken air. “Mudah-mudahan cepat normal,” katanya. Mama Rama dan sebagian warga di lingkungannya memang tidak masuk dalam penerima kiriman air  dari Perumda Air Minum. Distribusi air dengan tangki hanya ada di Samadikun Selatan.  Anehnya, di Samadikun Utara ada beberapa rumah warga yang justru tetap mendapatkan distribusi air secara normal. Salah satunya Bintari yang tinggal di RT 01 RW 11. Ia sama sekali tidak terdampak gangguan air bersih. \"Di sini nggak mati. Alhamdulillah nyala terus,\" ucapnya. DIPREDIKSI BARU NORMAL MARET Penurunan debit air ditengarai menjadi sumber masalah distribusi kepada pelanggan. Dalam rentang waktu beberapa bulan ini, ketinggian sumur pengumpul di Mata Air Cipaniis, mengalami penurunan permukaan. Kepala Bagian Produksi Perumda Tirta Giri Nata Dedi Suandi menjelaskan, penurunan debit air ini turut terpengaruh siklus musim kemarau ke penghujan. Di tengah musim penghujan seperti sekarang ini, titik jenuh air untuk turun ke mata air belum tercapai.  Sehingga di terowongan air indikator menunjukkan nol. Dan berdampak pada tekanan air di sumur pengumpul. “Bisa dibilang air masih lambat,” tuturnya saat menerima inspeksi Komisi II DPRD. Dedi menjelaskan, hujan efektif di Desa Cipaniis baru terjadi di pertengahan Februari. Inilah kenapa sepanjang Desember-Januari di mana sudah musim hujan, belum cukup untuk memenuhi rongga untuk mengisi mata air. “Istilah warga warga disini adalah mepet sumber, jadi airnya belum keluar. Istilah lainnya holding capacity,” ujarnya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: