Kelompok Cipayung Cirebon Kecam Tindakan Represif Aparat

Kelompok Cipayung Cirebon Kecam Tindakan Represif Aparat

Ratusan mahasiswa dari kelompok Cipayung Cirebon, menggelar aksi solidaritas di perempatan Gunung Sari Kota Cirebon, Rabu (20/2) kemarin. Aksi digelar untuk menyampaikan keberatan mereka atas tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa di Balikpapan Kalimantan Timur, pada Senin (11/2) lalu. Aksi mahasiswa gabungan dari sejumlah organisasi mahasiswa, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam (PMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cirebon itu, diawali dengan menggelar aksi longmarch dari kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati. Massa berjalan sambil berorasi dan membentangkan spanduk berisi tuntutan. Diantaranya, Stop Tindakan Represiif Aparat Terhadap Aktivis Mahasiswa, Save Aktivis Amahasiswa, dan lainnya. Setibanya di perempatan Gunung Sari, massa kemudian membentuk lingkaran besar persis di tengah perempatan yang kerap menjadi titik kemacetan tersebut. Massa juga sempat membakar ban bekas sebagai bentuk kemarahan. “Aksi ini utnuk mengutuk keras tindakan kepolisian yang ada di Balikpapan, kita menggelar aksi solidaritas untuk kawan-kawan yang ditindak secara represif dan tidak manusiawi oleh pihak kepolisian disana,” ujar Korlap aksi Fajrian Hamzah. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati itu menjelaskan, akibat tindakan represif petugas, belasan mahasiswa mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Hal itu dianggap sebagai tindakan tidak manusiawi. “Disana itu aksi unjuk rasa untuk menyatakan kebenaran-kebenaran, meminta keadilan mengenai korupsi Rumah Potong Unggas (RPU) dan penanganan banjir. Tapi kepolsiiasn memberikan tindakan tidak manuiawi dengan memukul dan menendang para mahasiswa,” jelas dia. Mereka menyayangkan aksi tersebut lantaran diangap telah menciderai asas-asas dalam berdemokrasi. Massa berharap agar kasus tersebut diusut tuntas dan para pelaku diberikan sanksi sesuai ketentuan. “Agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tutur Fajrian. Robik Jesin, perwakilan GMNI Cirebon menjelaskan, dari 14 korban, salah satunya adalah Ketua Umum GMNI Balikpapan Yosep Wahyudi Sitanggang. Sedangkan mahasiswa yang lain yang terluka masing-masing 9 anggota HMI, dan 2 korban lain anggota GMKI dan PMII. “Tentunya kita ingin agar tindakan represif aparat itu tidak terjadi di daerah-daerah lainnya khususnya di Cirebon,” tutur mahasiswa Ushuluddin IAIN Syekh Nurjati itu. (day).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: