Pedagang Diminta Bersabar, Disdagkop Janji Bikin Event untuk Ramaikan Selter Pujabon

Pedagang Diminta Bersabar, Disdagkop Janji Bikin Event untuk Ramaikan Selter Pujabon

CIREBON-Program penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) perlu dilakukan secara berkesinambungan. Setelah adanya penataan dan penempatan, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM kini memiliki kewajiban lainya, yakni melakukan pemberdayaan. Hal ini pun diakui oleh Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Saefudin Jupri. Menurutnya pemberdayaan perlu terus dilakukan. Tetapi juga diperlukan peran serta kesadaran masyarakat untuk bisa membantu para pelaku UMKM. Sementara itu, terkait pedagang di Pujabon yang banyak memilih tidak berjualan, dirinya mengingatkan kembali soal Peraturan Walikota 2/2014 dan Perda 27/2016. Relokasi PKL adalah salah satu amanat dalam perda tersebut. Terkait pemberdayaan, dirinya juga mengaku sudah melakukan pelatihan dan pembinaan. “Nanti dari kita juga ada kegiatan. Ada event untuk mempromosikan,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Ditambahkanya, masyarakat khususnya para PKL seharusnya bisa melihat ke depan. Penataan yang dilakukan oleh pemerintah, baik terhadap para PKL, parkir liar dan pelanggar lalu lintas adalah upaya untuk menjadikan Kota Cirebon yang maju dalam beberapa tahun mendatang. Dengan target mendatangkan 2 juta wisatawan, mestinya rencana tersebut didukung. Karena dengan banyaknya wisatawan yang datang, masyarakat akan mendapatkan dampaknya. “Kalau sekarang masih sepi, mungkin karena masih baru. Tidak mungkin sehari dua hari langsung ramai,” katanya. Ia mengajak semua pihak untuk menyamakan pemikiran. Bahwa apa yang dilakukan saat ini, demi mendukung kemajuan di tahun ke depan. “Cirebon ini akan menjadi kota besar. Nanti manfaatnya juga akan ke mereka,” tandasnya. Dia menjanjikan, Disdagkop-UKM juga akan melakukan promosi terhadap para PKL yang berada di selter. Selain itu beberapa keinginan PKL juga akan diakomodir. Seperti terkait pemasangan papan nama, PJU dan memotong pohon yang berada di depan Selter Cipto yang dianggap mengganggu parkir para pengunjung. Menurutnya, selama ini Disdagkop-UKM selalu melibatkan para pelaku UMKM, termasuk PKL saat melakukan promosi dan pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat,  bahkan ke kementerian. Sementara itu, berdasarkan pantauan Radar Cirebon, di Selter Cipto atau Pujabon pedagang yang berjualan tinggal 16. Sebelumnya, pada hari Minggu hanya beberapa pedagang saja yang berjualan. Sementara sisanya libur karena sepi pembeli. Menurut salah satu pengunjung, Dea (20) kondisi selter sebenarnya sudah bagus. Hanya saja beberapa fasilitas penunjang seperti colokan untuk charger handphone, dan wifi belum ada. Padahal hal itu cukup penting untuk menunjang pengunjung khususnya anak muda. “Itu sih yang lumayan penting. Supaya pengunjung juga betah,” ujar mahasiswa UGJ tersebut. Sementara itu, pengunjung lainya, Abdul (19) menyayangkan kurangnya promosi Pujabon. Padahal dengan konsep jajanan kuliner khas seperti nasi jamblang, nasi lengko, docang, nasi padang, mi koclok dan sebagainya yang dijajakan, seharusnya bisa menarik para pengunjung. “Promosinya masih kurang. Kalau gencar, mungkin ramai,” katanya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: