Dari Limbah Bisa untuk Sedekah, Bisa Juga Ditukar Sembako

Dari Limbah Bisa untuk Sedekah, Bisa Juga Ditukar Sembako

CIREBON-Kota Cirebon memiliki sedikitnya 18 RW yang memiliki program bank sampah. Masing-masing punya caranya sendiri. Ada yang berbentuk tabungan, ada juga yang bisa dipakai untuk sedekah. Sampai ditukar dengan sembako. Seperti di RW 10 Samadikun Selatan. Sebagai lingkungan padat penduduk, RW 10 Samadikun Selatan kerap kali dipenuhi sampah berserakan. Di jalanan, saluran air atau tempat lainnya. Namun kini kondisinya mulai berubah. Lewat kerja sama pengurus RW dengan Rumah Zakat, warga bisa bersedekah dengan sampah. Juga bisa ditukar dengan sembako. Ketua RW 10 Samadikun Lukman Santoso mengungkapkan, program tersebut pun sudah berjalan dengan apik. Terhitung sejak Mei tahun lalu. Mindset warga akan sampah jadi berubah. “Dulu sampah langsung dibuang. Di mana-mana ada sampah. Sekarang lumayan, masyarakat sudah mulai belajar memilah,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Dari sosialisasi terus menerus, saat ini sudah muncul kesadaran warga. Tanpa permintaan, warga sudah menyisihkan sampah organik maupun nonorganik. Program ini juga meningkatkan kepedulian warga terhadap lingkungan. Setelah program tabungan dan sedekah sampah berhasil masuk di kalangan masyarakat RW 10 Samadikun Selatan, program terbaru pun diluncurkan. Bukan bank sampah, namun diberi nama Warung Berdaya. Penamaan tersebut sesuai dengan program yang dijalankan. Dia tak ingin disebut sebagai bank sampah, karena pada dasarnya memang tidak melayani simpan-pinjam. Sistemnya sederhana. Ruangan Baperkam setempat pun beralih fungsi tiap akhir pekan. Mulai dari jam 10.00 hingga jam 12.00 siang itu warga berbondong-bondong mendatangi Baperkam RW 10 yang sudah disulap menjadi toko sembako mini. Di sana tersedia beras, mi instan, gula, minyak goreng, perlengkapan mandi dan cuci. Bahkan ke depannya Lukman juga berencana untuk menyediakan pembeli pulsa dan token listrik dengan sampah. Yang unik, transaksinya sama sekali tidak menggunakan rupiah. Melainkan dengan sampah yang menjadi media pembayarannya. Warga hanya perlu membawa sampah anorganik. Yang kemudian akan ditimbang dan dinominalkan menjadi rupiah. Program tersebut dirasanya sesuai dengan kebutuhan warga. Mayoritas mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dengan adanya Warung Berdaya ini masyarakat bisa membeli berbagai kebutuhannya hanya dengan sampah. Warung Berdaya ini juga bukan hanya sekedar membeli sembako dengan sampah. Namun warga juga bisa sekaligus menabung dan bersedekah. Dari program tersebut juga disebutkan ada dua keuntungan. Selain untuk warga, juga untuk pengurus sedekah sampah dan Warung Berdaya ini. Warga bisa membeli kebutuhan pokok mereka cuma-cuma hanya dengan sampah. Pengurus pun dapat berkurang beban pekerjaannya untuk mengambil sampah berkeliling ke rumah-rumah warga. Hingga saat ini, dari 500-an warga sudah 133 yang ikut bergabung. Sosialisasi juga terus berjalan. Untuk menarik perhatian, pengurus RW juga memberikan ganjaran. Untuk yang mengumpulkan sampah terbanyak, diberikan hadiah. “Ada warga yang kemarin itu setoran sampahnya sudah 86 kg,” tuturnya. Sebagai pengurus, Lukman berharap program ini dapat terus dikembangkan. Sebab, selama perjalanannya sudah terbukti mampu menjadi solus untuk masalah lingkungan. Sekaligus memberdayakan masyarakat. Setidaknya, memenuhi kebutuhan rumah tangga. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: