Hati-hati, Tikungan Jalan Gunungsari Berlubang

Hati-hati, Tikungan Jalan Gunungsari Berlubang

CIREBON–Sejumlah ruas jalan mulai mengalami kerusakan selepas diguyur hujan sepanjang Januari-Maret. Kerusakannya bervariasi. Namun, di beberapa titik dalam kategori membahayakan pengendara. Pantauan Radar Cirebon, kerusakan yang cukup berisiko justru ada di tikungan Jalan Cipto Mangunkusumo (Gunungsari) menuju Jalan Tuparev. Tepat di tikungan terdapat jalan yang berlubang cukup dalam dan dipasangi patok sebagai penanda. Sementara Jl Cipto Mangunkusumo, Jl Terusan Pemuda, juga mulai berlubang di beberapa titik. Begitu juga akses jalan beton di Jl Katiasa-Angkasa. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Hanry David berjanji akan melakukan perbaikan. Diakuinya ada beberapa penyebab jalan itu cepat sekali mengalami kerusakan. \"Setelah kita melakukan cek dan survei, kontur jalan disitu merupakan cekungan. Air hujan menggenang yang mengakibatkan jalan terkikis dan mudah rusak berlubang,\" ujarnya. Dari cekungan di tikungan Gunungsari tersebut, lanjut David, air tidak bisa mengalir ke drainase. Konturnya lebih rendah dari drainase yang ada. Solusinya, jalan diperbaiki dengan ditinggikan posisinya dari drainase. Sehingga bila hujan air bisa mengalir langsung ke drainase. Kondisi drainase juga tidak berfungsi dengan baik, ada tumpukan tanah, lumpur dan sampah yang menghalangi jalannya air ke drainase yang lebih besar. Untuk itu, selain peninggian jalan, solusi lain adalah membuat jalur air kecil atau selokan dibawah jalan itu. \"Segera kita perbaiki, itu jalan protokol yang menjadi prioritas pemeliharaan kita,\" tandasnya. Kerusakan dalam kategori membahayakan juga ada di Jl Katiasa-Angkasa. Proyek betonisasi di wilayah selatan Kota Cirebon, mulai dikeluhkan. Terutama setelah terjadi kerusakan. Baik bergelombang maupun berlubang. Kondisi ini juga membuat Komisi II DPRD kecewa. Sebab, kualitas infrastruktur itu tidak dirasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang diharapkan. Anggota Komisi II Ir H Watid Sahriar mengaku, sejak awal pengerjaan banyak evaluasi yang dilakukan oleh komisi yang membidangi infrastruktur itu. Bahkan dalam beberapa kali proses pengerjaannya, Komisi II pernah memanggil beberapa pihak terkait. Konteks klarifikasi ketika itu mengenai pengerjaan jalan beton yang dianggap tidak sesuai spek. “Di sidak lapangan kami juga sudah dapat banyak temua. Ada pengaduan masyarakat dan ketika dicek memang benar adanya,” katanya. Apa yang terjadi saat ini, kata dia, sesuai dengan perkiraan. Bahkan sudah pernah diungkapkan saat inspeksi dilakukan di penghujung 2017. Ata saat proyek masih berjalan. “Itu sudah konsekuensi. Kalau tidak sesuai spek, ya cepat rusak. Tidak tahan lama,” katanya. Kerusakan jalan ini sudah lama dikeluhkan warga. Apalagi kerap terjadi kecelakaan pengendara sepeda motor yang diakibatkan kerusakan tersebut. Salah seorang pengguna jalan, Abdul Muhyi meminta pemerintah melakukan perbaikan. Sebab, kerusakan sudah dalam kategori membahayakan masyarakat. “Ini besi sampai kelihatan. Bahaya kan,” ujar Abdul, yang melintas di kawasan itu. Dari pantauan Radar Cirebon, setidaknya 12 titik kerusakan yang berpotensi membahayakan. Warga setempat menginformasikan, sudah tiga pengendara jadi korbannya. Mayoritas merupakan pengendara motor wanita dan pelajar. (gus/myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: