Aljazair Tawar Kopi dan Teh Jabar, Masuk Teknis, Siap Isi Pasar Timur Tengah
BANDUNG-Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubernur Setif Aljazair, Nacher Maskri, sepakat meningkatkan hubungan kerjasama antardua wilayah ke tingkat yang teknis. Hubungan politik yang baik antara Indonesia-Aljazair selama ini, diyakini akan menjadi dasar yang kuat dalam mengaplikasikan program kemitraan selanjutnya. Dalam jamuan makan malam yang digelar di kediaman Gubernur Setif untuk menjamu kunjungan Ridwan Kamil dan Nacher Maskri, Minggu (10/3) waktu setempat, keduanya berharap dan berkeyakinan, kerjasama yang dijalin akan menguntungkan kedua belah pihak. \"Jawa Barat mempunyai berbagai komoditi berkelas dunia yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan Aljazair. Kopi dan teh adalah produk unggulan yang sudah diterima baik oleh pasar internasional. Berbagai produksi manufaktur juga siap mengisi pasar Aljazair dan kawasan sekitarnya,\" kata Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil. Pada kesempatan tersebut, para pengusaha Aljazair juga diundang untuk menjajaki kemungkinan membuka kontak usaha lebih jauh di Jawa Barat. \"Kami memiliki potensi wilayah yang sudah dan akan dikembangkan sebagai pusat-pusat kegiatan ekonomi, manufaktur, agroindustri, pariwisata dan berbagai aktivitas bisnis lainnya,\" ujar Emil, yang saat itu juga didampingi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Tatan Pria Sudjana. Emil menyebut, kerjasama dengan Aljazair, Maroko, dan kawasan Timur Tengah lainnya, adalah upaya untuk menyeimbangkan perdagangan dengan kawasan Asia Timur seperi Tiongkok, Jepang, dan Korea. Emil juga menawarkan berbagai aplikasi dalam konteks smart city kepada Setif dan kota-kota lain di Aljazair. Di tempat yang sama, Gubernur Nacher Maskri menyambut baik tawaran bisnis Ridwan Kamil dan berharap ditindaklanjuti dengan langkah-langkah teknis. \"Kami, warga Aljazair, sangat menghormati Indonesia. Khususnya Bandung. Karena, dari kota itu muncul semangat bangsa kami dan bangsa-bangsa lain untuk merdeka,\" kata Maskri, menyinggung peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 yang dinilai sebagai dasar kebangkitan bangsa Aljazair. \"Dari sejarah itu, kami berkeyakinan, kerja sama ini akan berjalan baik dan mampu saling meningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi dan kebudayaan,\" imbunya. Gubernur Setif juga menyatakan tertarik dengan sistem smart city dan berharap ada pembahasan lanjutan yang lebih detil. Selain ekonomi dan teknologi, diharapan pula kerja sama budaya dan pendidikan. Khususnya perguruan tinggi dan penelitian. Karena, Setif terkenal juga sebagai daerah pendidikan dengan kampus-kampus ternama. Ada sekitar 70.000 mahasiswa yang kulaih di sana. (jun/rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: