148.143 Pengunjung di Museum Gedung Sate

148.143 Pengunjung di Museum Gedung Sate

BANDUNG – Pada akhir pekan lalu, pemandangan tidak lazim terlihat di halaman belakang Gedung Sate. Selama dua hari, yakni Jumat (15/3) dan Sabtu (16/3), digelar Museum Festivities (Muvies) dalam rangka merayakan ulang tahun yang pertama Museum Gedung Sate. Dalam festival ini, sebanyak 48 museum dari seluruh Jawa Barat bereksebisi di halaman belakang Gedung Sate. Kemudian, untuk meramaikan event tersebut, juga digelar berbagai games dan lomba. Seperti lomba mewarnai dan menggambar, serta live-action ludo. Yang menarik, pada dua big screen pinggir panggung terdapat insert penerjemah untuk teman-teman tuli, menjadikan Muvies ramah teman-teman tuli. Pada malam puncak penutupan (16/3), hadir sebagai gues stars, grup band asal Bandung, yakni  Kahitna yang menghibur para pengunjung hingga larut. Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Muvies, Sekretaris Dearah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan, sejak diresmikan tanggal 8 Desember 2017 lalu, Museum Gedung Sate telah didatangi oleh 148.143 pengunjung. Capaian ini merupakan pengaruh dari konsep smart museum yang menyesuaikan konten museum sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan generasi muda dengan pendekatan kekinian. Konsep ini tidak hanya memamerkan koleksi yang informatif, tetapi juga mengedepankan pemanfaatan kemajuan teknologi canggih. “Tidak hanya memiliki koleksi informatif, tapi juga kuat secara visual dan mengedepankan kemajuan teknologi. Di sini hadir pula perpustakaan dengan koleksi buku-buku sejarah serta galeri kopi Jawa Barat sebagai sebuah kesatuan,” katanya. Sekda Iwa menambahkan, untuk mendongkrak minat baca melalui museum, maka pemanfaatan teknologi terkini menjadi salah satu prasyarat utama yang perlu diperhatikan bagi seluruh pengelola museum. Dengan demikian, informasi dapat lebih mudah dipahami oleh generasi milenial saat ini. “Dengan mengedepankan informasi yang bersifat visual, akan lebih menarik dan mudah dipahami di kalangan generasi muda. Khususnya kalangan milenial dan generasi Z,” ujar Iwa. Oleh sebab itu, Sekda Iwa berharap, kehadiran museum dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Mengingat, berdasarkan hasil survei most littered nation in the world tahun 2016 lalu, menunjukkan bahwa posisi Indonesia hampir terbelakang. Yakni posisi ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Indonesia di antara Thailand di posisi ke-59 dan Botswana di posisi bungsu ke-61. “Secara khusus saya harap museum mampu menjadi salah satu sumber inspirasi bagi generasi muda untuk meningkatkan budaya baca. Hal ini penting mengingat tingkat minat membaca masyarakat kita sangatlah rendah,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: