Majalengka Masuk 7 Besar Kasus Stunting

Majalengka Masuk 7 Besar Kasus Stunting

MAJALENGKA-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka terus berupaya mengurangi angka Stunting atau pertumbuhan anak lambat (tumbuh kerdil). Pasalnya, Majalengka menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus terbanyak di Jawa Barat. Kepala Dinkes H Alimudin SSos MM MMKes  pun menggalang komitmen pencegahan dan penanggulangan stunting dengan seluruh kepala desa, camat, kepala Puskesmas, dan Forkopimda Majalengka tahun 2019. \"Kami sudah lakukan penggalangan komitmen antar sektoral ini yang merupakan upaya agar pencegahan dan penanganan kasus stunting di Majalengka bisa ditekan. Mengingat kabupaten Majalengka masuk ke dalam 60 kabupaten/kota dengan kasus stunting terbanyak. Majalengka berada di urutan ketujuh se-Jawa Barat di bawah Tasikmalaya dan di atas Purwakarta,\" jelasnya. Alimudin berharap kepala desa berperan aktif memberikan imbauan mengenai asupan nutrisi bagi ibu hamil (Bumil) dan bayi. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Majalengka Drs H Ahmad Sodikin MM, menjelaskan, stunting bukanlah kasus baru. Dirinya menyebutkan, jika di Indonesia ada 60 Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah kasus stunting terbanyak dan salah satunya adalah Kabupaten Majalengka. Kasus stunting itu berawal dari kemiskinan yang mengakibatkan bayi mengalami kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan. \"Penyebab awal stunting pada umumnya adalah faktor kemiskinan sehingga bayi kekurangan gizi,\" ulasnya. Agar bayi terhindar stunting, perlu adanya intervensi gizi spesifik yang meliputi asupan gizi makanan sampai pola asuh yang baik. Serta intervensi gizi sensitif yang di dalamnya termasuk peningkatan akses pangan, kualitas penanganan gizi yang baik. \"Perlu adanya dukungan dari semua pihak agar intervensi spesifik dan sensitif dapat berjalan beriringan,\" ungkap Sekda. Sementara itu, kasus stunting di Jawa Barat tercatat 29,2 persen atau sekitar 2,7 juta balita. Terdapat delapan kabupaten/kota yang memiliki prevalensi stunting tinggi diantaranya Kabupaten Garut (43,2 persen), Kabupaten Sukabumi (37,6 persen), Kabupaten Cianjur (35,7 persen), Kabupaten Tasikmalaya (33,3 persen), Kabupaten Bandung Barat (34,2 persen), Kota Tasikmalaya (33,2 persen), Kabupaten Majalengka (30,2 persen), dan Kabupaten Purwakarta (30,1 persen). (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: