Diplomasi Internasional Jokowi Andalkan Penduduk Muslim Terbesar di Dunia, Begini Tanggapan Prabowo
Debat Ke-4 Capres 2019 digelar kembali menjadi arena adu gagasan antara capres Jokowi dan Prabowo, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Kali ini debat dipandu oleh Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti sebagai moderator dengan tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Kedua kandidat -Joko Widodo dan Prabowo Subianto- diminta untuk memaparkan keunggulan diplomasi internasional yang mengandung dimensi kerja sama sekaligus persaingan. Kedua calon presiden berbeda dalam menanggapinya. Calon presiden nomor urut 01 Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. “Saya kira itu kekuatan kita dalam forum-forum internasional,” kata Jokowi saat berdebat dengan Prabowo Subianto di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3). Berbekal hal itu, Jokowi melanjutkan, Indonesia diberi kepercayaan banyak hal yang berkaitan dengan penyelesaian konflik dan perang di negara lain. Misalnya, Indonesia turut dalam pembenahan masalah komunal besar di negara bagian Rakhine, Myanmar. “Kita diminta menengahi proses kembalinya pengungsi, “ ujarnya. https://twitter.com/KompasTV/status/1112024451409801216?s=19 Begitu pula di Afghanistan ketika Indonesia dipercaya untuk ikut merukunkan faksi-faksi yang berkonflik. Bagi Jokowi, kekuatan ini bisa dijadikan modal besar dalam berdiplomasi dengan negara lain. Begitu juga ketika bernegosiasi terkait perdagangan luar negeri ketika menawarkan produk ekspor berkualitas baik. Sementara bagi Prabowo, diplomasi adalah untuk memajukan kepentingan nasional melalui perundingan. Namun diplomasi tidak bisa hanya dengan menjadi mediator, harus menjadi bagian dari upaya mempertahankan kepentingan nasional. “Untuk itu, diplomasi hanya bisa dan harus di-backup kekuatan,” kata Prabowo. https://twitter.com/KompasTV/status/1112003091430162433?s=19 https://twitter.com/KompasTV/status/1112000640438263808?s=19 Menurut dia, kalau tidak kuat militernya, Indonesia tidak disegani oleh negara lain. “Pak Jokowi tolong penasehat militernya, bukan saya tidak percaya TNI, berapa kapal selam yang kita miliki, berapa?” ujarnya. “”Bukan saya menyalahkan, tapi saya berpendapat pertahanan keamanan kita sangat rapuh dan lemah.” https://twitter.com/KompasTV/status/1112012488701181952?s=19 Menanggapi hal tersebut, Jokowi menggarisbawahi tiga hal penting dalam berdiplomasi. Pertama, kepentingan nasional harus menjadi nomorsatu. Kedua, perlindungan terhadap warga negara Indonesia di luar negeri. Ketiga, strategi menjalin perdagangan dengan negara lain. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: