Situ Sangiang, Mistis dan Memesona
MAJALENGKA bagian selatan menyimpan sejuta pesona alam. Kawasan Majalengka Selatan menawarkan banyak destinasi wisata alam. Salah satunya Situ Sangiang yang terletak di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran. Obyek wisata alam Situ Sangiang memiliki luas 14 hektare. Siapa sangka, ada cerita rakyat di balik keindahan Situ Sangiang itu. Situ ini erat kaitannya dengan legenda Prabu Talaga Manggung dan kedua anaknya yang bernama Raden Panglurah dan Ratu Simbar Kancana. Menurut kepercayaan masyarakat, ikan-ikan yang terdapat di Situ Sangiang itu merupakan jelmaan para prajurit Kerajaan Talaga Manggung. Karena kepercayaan itulah, ikan-ikan yang berada di dalam Situ Sangiang tidak boleh diambil atau dipancing. Bahkan jika ada ikan yang mati, akan dikebumikan layaknya manusia. Para pengunjung yang datang ke Situ Sangiang tidak boleh berbuat hal yang sembarangan. Ada larangan yang perlu dipatuhi demi untuk menjaga kelestarian alam dan budaya serta keasrian Situ Sangiang. Setiap pengunjung dilarang berenang, membuang sampah sembarangan, memancing, menyalakan api unggun, mencoret-coret fasilitas apa pun. Selain itu, pengunjung juga dilarang mengambil ikan, memetik atau menebang pohon. Untuk memasuki kawasan itu, para pengunjung juga didampingi juru kunci atau kuncen setempat. Situ Sangiang adalah legenda, yang diyakini sebagai tempat hilangnya Sunan Talaga Manggung dan keratonnya. Saat memasuki pelataran Situ Sangiang, akan terasa aura mistis. Obyek wisata alam Situ Sangiang selain menjadi tempat wisata alam juga wisata ziarah. Karena di sekitar kawasan tersebut terdapat makam keramat Sunan Parung. Situ Sangiang sendiri berada di kawasan hutan lindung di bawah naungan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Akses menuju Situ Sangiang sangatlah mudah. Dari arah ibu kota Kabupaten Majalengka atau Bunderan Cigasong Majalengka tinggal menuju ke arah Kecamatan Maja. Kemudian menuju ke jalan utama Blok Wates Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, dan mengambil arah menuju Desa Sangiang. Setiba di Blok Sangiang Lama, para pengunjung bisa menjumpai pintu gerbang kawasan Situ Sangiang. Pjs Kepala Desa Sangiang, Ujang Sumarjo menuturkan, di bulan Mulud, biasanya kawasan Situ Sangiang ramai peziarah. Untuk para pengunjung disarankan datang di pagi hari karena udara pagi hari di area Situ begitu menyejukkan. “Para pengunjung jangan merasa khawatir. Karena selain dipandu petugas setempat, kawasan Situ Sangiang didukung dengan keramah-tamahan dan kearifan masyarakat setempat. Sehingga siapa pun yang datang dijamin akan merasa puas dan betah berlama-lama,” ungkapnya. (har)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: