Puluhan Hektar Lahan Bawang Terendam, Harga Mahal Harusnya Dapat Untung Besar, malah Petani Merugi
CIREBON-Belasan hektar lahan pertanian bawang merah di Desa Silih Asih Pabedilan terendam banjir. Para petani pun terancam mengalami kerugian yang tidak sedikit. Padahal saat ini, harga bawang merah sedang mahal-mahalnya di pasar tradisional. Rabul, salah seorang petani bawang merah yang ditemui Radar Cirebon di Desa Silih Asih mengatakan, ia terancam tidak bias menikmati keuntungan dari mahalnya harga bawang merah saat ini. Terlebih, tanaman bawang merah yang beberapa waktu lagi akan segera panen. “Semuanya terendam banjir. Sekarang lagi mulai surut. Kalau hasil panen tentu tidak akan sesuai harapan. Apalagi ini tadinya terendam total selama beberapa jam sebelum mulai surut,” ujarnya, (9/4). Dijelaskannya, tanaman bawang merah sangat rentan. Terlebih, terendam banjir. Hal ini dikarenakan umbi bawang merah akan cepat membusuk dan daun bawang merah tertutup lumpur. Sehingga membuat batang atau daun akan mengering dan tanaman akan mati. “Ini kita usahakan dicuci dulu daunnya dari lumpur. Kita siram dan kita bersihkan lumpurnya. Karena kalau dibiarkan, lumpur ini akan mengering di daun dan membuat tanaman mati. Ini juga kalau terus-terusan banjir ya hasilnya pasti tidak akan sesuai harapan. Kita pasti rugi,” imbuhnya. Saat ini, menurut Rabul, harga bawang merah tengah naik drastis. Di pasar tradisional, harga bawang merah bisa tembus hingga Rp40 ribu/kg. Di tingkat petani pun, harganya cukup mahal yakni bisa sampai Rp30 ribu sampai Rp32 ribu perkilogram. “Sekarang sedang mahal harganya. Harapannya kan kita bisa untung. Terlebih, sekarang kan bawang yang siap dan akan panen tinggal sedikit. Rata-rata sudah panen dan paling cepat sedang menyiapkan lahan garapan,” jelasnya. Sementara itu, Suherman tokoh masyarakat Desa Silih Asih saat ditemui Radar Cirebon menuturkan, jika di Desa Silih Asih ada sekitar 12 sampai dengan 17 hektar lahan pertanian bawang merah yang terdampak banjir yang terjadi Selasa (9/4). Menurutnya, jumlah tersebut belum ditambah lahan pertanian yang ada di wilayah-wilayah desa tetangga yang juga diterjang banjir. “Di desa kita jumlahnya belasan hektar. Tapi di desa lain juga ada. Kita belum tahu jumlah pastinya. Tapi mungkin sekitar puluhan hektar, jika dihitung lagi sih. Selain bawang juga ada lahan jagung manis, pertanian padi dan palawija yang terkena dampak banjir. Totalnya sekitar 70 sampai 80 hektar,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: