Ilmuwan Berhasil Mengambil Foto Pertama Lubang Hitam di Luar Angkasa

Ilmuwan Berhasil Mengambil Foto Pertama Lubang Hitam di Luar Angkasa

Para ilmuwan dari berbagai negara secara simultan menggelar tujuh konferensi pers untuk mengumumkan keberhasilan mereka mengambil foto black hole. Salah satunya digelar di Yayasan Sains Nasional AS. Dikutip radarcirebon.com dari Black hole image released by Event Horizon Telescope team in world first \"Kita sudah begitu lama mempelajari lubang hitam sehingga sering lupa bahwa sebenarnya belum ada orang yang pernah melihatnya secara langsung,\" ujar France Cordova, direktur yayasan itu. Keberhasilan mendapatkan foto dari black hole, kata Cordova, merupakan momen luar biasa dalam dunia astrofisika. Foto tersebut menunjukkan adanya gas terang di sekeliling black hole, yang menyusut saat jatuh ke dalam lubang hitam raksasa. Kejadian yang direkam oleh gabungan berbagai teleskop di dunia ini berada di pusat galaksi M87 yang berada di gugus galaksi Virgo, yang \"bertetangga\" dengan galaksi Bima Sakti. Lokasi black hole ini berada 55 juta tahun cahaya dari Bumi dan diketahui memiliki massa 6,5 miliar kali lebih berat dari Matahari. Rentang lubang hitam yang berhasil dipotret ini diperkirakan tiga kali lebih panjang dari jalur rotasi Planet Pluto mengelilingi matahari. Namun meski sangat besar, namun lubang hitam sangat sulit untuk bisa terlihat, karena daya tarik gravitasinya begitu kuat sehingga cahaya pun tak bisa lolos begitu sudah melintasi cakrawala kejadian black hole. Cakrawala kejadian black hole ini disebut juga sebagai titik dimana tidak bisa kembali lagi atau the point of no return. Foto pertama lubang hitam ini merupakan hasil dari prediksi teoritis dan kemajuan teknologi selama beberapa dekade. \"Ini prestasi ilmiah luar biasa yang dicapai oleh 200-an peneliti,\" jelas Dr Sheperd Doeleman dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian. Dr Doeleman memelopori instrumen bernama Event Horizon Telescope (EHT), yang merupakan jaringan teleskop di seluruh dunia. Gabungan pengamatan teleskop ini telah diujicoba pada dua lubang hitam raksasa. Satu di Galaksi Virgo (M87) dan yang lain di pusat galaksi Bima Sakti sendiri (Sagittarius A*). Black hole Sagittarius A* ini terletak 26.000 tahun cahaya dari Bumi dan beratnya 4 juta kali massa Matahari. Namun rentang ukuran lubang hitam itu cukup kecil dibanding M87. https://youtu.be/ElLp0iSOzQg Hasil temuan para ilmuwan ini ditulis dalam enam makalah yang diterbitkan dalam edisi khusus The Astrophysical Journal Letters, Kamis (11/4/2019). Meski penelitin mereka memotret dua black hole di dua galaksi berbeda, namun hanya satu foto yang dirilis hari ini. Foto itu menunjukkan adanya bentuk cincin terang, disebabkan oleh kekuatan daya tarik luar biasa dari lubang hitam pada materi di sekitarnya. Lubang ini dikelilingi sebentuk cakram gas berputar, yang jadi sangat panas dan memancarkan gelombang radio terang saat berakselerasi menuju lubang hitam. \"Kita bisa ihat satu sisi cincin lebih terang dari yang lain. Itu sisi ke arah kita ketika semuanya berputar,\" jelas Profesor Tamara Davis, pakar astrofisika University of Queensland. Teori relativitas, katanya, juga sudah memprediksi bahwa jika lubang hitam itu berputar, maka salah satu sisinya akan lebih terang daripada sisi lainnya. Teori relativitas umum dari Albert Einstein merupakan yang pertama meramalkan keberadaan lubang hitam.

Profesor Davis menjelaskan lengkungan itulah yang mungkin menjelaskan mengapa kita bisa melihat bentuk cincin terang tersebut. Dijelaskan, sebenarnya cahaya itu melengkung tepat di sekitar lubang hitam sehingga teleskop di Bumi bisa menangkapnya. \"Cahaya itu dipancarkan dan dibengkokkan, membentuk cincin yang bisa kita lihat, dengan lubang hitam menjadi siluet,\" jelasnya. Teleskop EHT mulai bekerja tujuh tahun lalu dengan tujuan mengamati langsung keberadaan lubang hitam. Salah satunya teleskop James Clerk Maxwell Telescope di atas puncak Mauna Kea di Hawaii. Ilmuwan Australia Jessica Dempsey bekerja di sana. \"Kami membuat (kemampuan) parabola seukuran planet ini,\" katanya kepada ABC beberapa waktu lalu. Dengan menggabungkan pengamatan sembilan parabola terpisah dari Antartika ke Eropa, Dr Dempsey bersama ilmuwan lainnya membuat teleskop virtual berdiameter 9.000 kilometer. Ini kamera terbesar di dunia. Sebagai gambaran kemampuan jaringan teleskop ini, katanya, jika Anda duduk di sebuah pub di Perth, Anda akan dapat melihat orang yang duduk di pub di Sydney. \"Bukan hanya dapat melihatnya, Anda dapat melihat warna matanya, dan merek minuman yang diminumnya,\" katanya. Lokasi-lokasi teleskop ini tersebar di berbagai lokasi di Hawaii, Meksiko, Arizona, Sierra Nevada Spanyol, Gurun Atacama Chili, dan Antartika. Menurut Profesor Davis, ketidakrataan objek dalam foto tersebut merupakan bukti lain kebenaran teori Einstein. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: