Ekonomi Rendah, Anak Rawan Stunting
CIREBON- Stunting menjadi salah satu permasalahan yang mengemuka. Stunting merupakan kondisi anak kekurangan gizi kronis sehingga anak tidak tumbuh maksimal. Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi selama masa awal kehamilan, yang pada akhirnya mempengaruhi tumbuh kembang janin hingga dilahirkan. Kepala UPT Puskesmas Kejaksan dr H Junny Setyawati MKM mengatakan guna mencegah dan menekan angka stunting pada anak, perhatian harus difokuskan pada sang ibu. Khususnya bagi ibu yang tengah hamil muda agar aware dengan gizi selama masa kandungan. \"Stunting adalah gangguan kegagalan tubuh karena terjadinya kurangnya nutrisi terutama pada awal kehamilan si ibu. Untuk itu dalam meminimalisir terjadinya stunting pada anak, yang sangat perlu menjadi perhatian ialah para ibu yang tengah hamil muda untuk menjaga kandungan gizi yang dikonsumsi selama masa kehamilan,\" terangnya. Karena sejauh ini diakui dr Junny, yang sulit ialah membangun daya juang ibu untuk semangat dalam mengantarkan anaknya sampai pada tumbuh kembang yang maksinmal. Khususnya di wilayah pinggir pantai seperti yang termasuk dalam cakupan wilayah Kejaksan. Faktor ekonomi rendah diakuinya cukup berpengaruh terhadap kurangnya gizi pada ibu hamil yang akhirnya berpotensi stunting pada anak. \"Untuk wilayah pantai di Kejaksan ini kami kategorikan ada dalam kawasan waspada stunting karena tingkat ekonomi di kawasan ini yang rendah. Namun untuk di wilayah Kejaksan angka gizi buruknya sedikit. Meski begitu kami tetap waspada,\" jelasnya. Adapun ciri-ciri stunting ialah tubuhnya yang lebih pendek dari anak-anak seusianya, daya tangkap dan berpikir kurang serta anak pasif. Untuk mengawal anak-anak penderita stunting ini, Puskemas Kejaksan mengawal dengan pemberian susu gratis tiap minggu. \"Pemberian tambahan makanan dan susu sudah biasa kami lakukan setiap minggu di masyarakat,\" ucapnya. Rata-rata gejala stunting pada anak mulai terlihat saat memasuki usia 2 tahun. Untuk kawasan di bawah pengawasan Puskesmas Kejaksan sendiri, ada sebanyak 6 anak yang menderita stunting yang masih dalam pengawasan Puskesmas Kejaksan. Meski begitu, angka tersebut relatif lebih turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (myg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: