Bermanuver Lewati Jalan Rusak, Komisi II Minta Bina Marga Beri Alasan Argumentatif

Bermanuver Lewati Jalan Rusak, Komisi II Minta Bina Marga Beri Alasan Argumentatif

CIREBON – Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataang Ruang (DPUPR), mengeluhkan minimnya anggaran pemeliharaan jalan. Yang nilainya hanya Rp75 juta untuk setiap tiga bulan. Nominal yang bikin Walikota, Drs H Nashrudin Azis SH tercengang. Meski demikian, kerusakan jalan ini tidak hanya disebabkan minimnya anggaran perawatan. Justru yang menjadi pertanyaan ialah daya tahan jalan yang kelewat rentan. Komisi II DPRD menyoroti Jl dr Cipto Mangunkusumo yang ringkih kena air. Padahal, kawasan itu dua sisinya sudah di-hot mix. Sementara di sisi arah Gunungsari sudah dibeton. Usia ruas jalan tersebut baru beberapa bulan setelah tuntas diperbaiki di akhir tahun. Anggota Komisi II DPRD, Ir Watid Syahriar MBA meminta Bidang Bina Marga tidak sekadar mengeluhkan anggaran perawatan yang kecil. Tetapi juga memberikan alasan yang argumentatif. “Kita tidak mungkin memutus dengan nominal itu kalau tidak ada alasannya,” ujar Watid, kepada Radar Cirebon, Senin (6/5). Dia menambahkan, pemeliharaan jalan itu sebenarnya ada alokasi anggaran swakelola. Kalaupun anggarannya minim hanya Rp75 juta dianggap terlalu kecil, perlu dilihat dua sisi. Perlu dianalisa penyebab kerusakan jalan. Dengan pembangunan infrastruktur jor-joran, harusnya dari tahun ke tahun kerusakan jalan itu bisa ditekan. “Kalau prosedur perbaikan benar, ya nggak gampang rusak. Kalau ada yang rusak atau bolong jalannya, ketahuan kurang beres,” singgungnya. Ia balik meminta, Bina Marga jangan sekedar mengeluhkan angka, tapi tidak memiliki argumentasi. Pengajuan anggaran, harus ada rasionalisasi dan efisien. Bagaimana jalan tidak rusak setelah diguyur hujan. Misalnya merevisi ketebalan aspal dari 3 centimeter menjadi 7 centimeter. Sehingga tidak mudah terkikis. Selain usia jalan yang singkat, di beberapa ruas lain kerusakan justru tidak mendapatkan perbaikan segera. Jalan Ciremai Raya, menjadi salah satunya. Sudah setahun terakhir kerusakan dibiarkan, padahal kawasan ini padat kendaraan. Dari pantauan Radar Cirebon, di sepanjang jalan terhitung sebanyak 32 titik lubang. Lima diantaranya merupakan lubang dengan lebar dan kedalaman yang cukup berbahaya. Sampai salah satunya ditandai dengan balok kayu untuk meningatkan pengendara bahwa ada lubang jalan. Salah seorang warga, Sefti (23) meminta perbaikan dilakukan segera. Mengingat kawasan ini merupakan lalu lintas kendaraan dari arah Pamengkang, Kebon Pelok, Kalijaga Permai dan Permata Harjamukti. \"Yang lewat di sini cukup padat untuk ukuran perempatan jalan yang nggak terlalu luas ini. Kalau tidak segera diperbaiki saya rasa akan masih rusak jalannya,\" tuturnya. Warga lainnya, Firmansyah (29) mengatakan, jalanan berlubang di wilayah tersebut memang seringkali terjadi meski sudah dibereskan berkali-kali. Namun semestinya harus lebih diperhatikan lagi demi keselamatan pengendara di wilayah tersebut. \"Sebetulnya di sini memang sudah lama sering lubang-lubang jalannya,\" ucapnya. Ia pun tidak mengetahui siapa yang menaruh penanda lubang dengan tumpukan kayu di lokasi, meski begitu menurutnya hal tersebut cukup membantu. Terlebih lagi lubang yang ada cukup dalam dan sangat berpotensi membuat jatuh pengendara maupun pejalan kaki. Warga Permata Harjamukti Utara, Muhammad Jaedi (50) juga mengeluhkan bagian Jl Ciremai Raya yang aspalnya mengelupas, berlubang dan amblas. Kerusakan paling parah berada di depan Ruko Citraland. \"Di situ (depan Citraland) ada lubang yang dalam. Sudah dikasih tanda tapi seadanya,\" tutur Jaedi. Warga setempat kesal, karena tidak ada perhatian dari pihak yang berwenang untuk memperbaikinya. Berulangkali dia melihat kecelakaan motor akibat menerjang lubang itu, terutama malam hari. Sebenarnya mobil pun mengalami hal serupa, tapi hanya kerusakan bumper-nya saja.  \"Pernah ada penambalan, tapi satu dua lubang saja. Selebihnya dibiarkan,\" ucapnya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: