Pentingnya Jaga Gizi Seimbang saat Berpuasa
KUNINGAN – Pentingnya menjaga gizi seimbang selama menjalankan ibadah puasa, menjadi hal penting bagi tubuh manusia. Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kuningan Cahyani Wira Prayuda, saat memberikan materi pada program ngaji buku dan buka bersama Al-Ihya Centre Kuningan, ahir pekan kemarin (19/5). Asupan gizi seimbang selama bulan Ramadhan, menjadi salah satu segmen dari rangkaian kegiatan diskusi yang digagas DKM Al-Ihya Centre Universitas Islam Al-Ihya Kuningan. “Pola gizi seimbang sering dilupakan oleh umat Islam, tidak hanya selama puasa, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Maka sering kita temukan adanya kekurangan atau kelebihan gizi,” kata Tim Al-Ihya Centre Kuningan Andi Noviar saat memberikan keterangan persnya. Tak lupa, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang telah memberikan pencerahan mengenai gizi seimbang. Melalui pembekalan itu, keluarga besar civitas Universitas Islam Al-Ihya mendapat gambaran riil bagaimana mengatur gizi seimbang selama puasa Ramadan. “Semoga bisa bermanfaat untuk semua pihak, tidak hanya selama Ramadan, melainkan juga untuk kehidupan sehari-hari. Karena gizi seimbang sangat penting, jangan sampai kita kekurangan atau kelebihan,” ungkapnya.. Sementara itu, Ketua Persagi Kuningan Cahyani Wira Prayuda menyebut, ada tiga garis besar pembahasan gizi seimbang yang meliputi tujuan, manfaat, dan menu gizi seimbang selama puasa. Gizi seimbang merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi untuk kesehatan tubuh. “Sebab setiap yang puasa itu melakukan asupan makanan terhadap tubuh, yang memiliki fungsi sebagai zat tenaga untuk mendukung aktivitas fisik dan organ tubuh, zat pembangun yaitu menyuplai zat dari yang tidak ada menjadi ada, dan terakhir zat pengatur yang mengatur organ tubuh sesuai fungsinya masing-masing,” terangnya. Menurutnya, gizi seimbang pada prinsipnya yaitu mengatur pola makan sesuai “tiga j” yakni jumlah yang dikonsumsi, jenis yang dikonsumsi, dan jam atau waktu mengonsumsi. “Tiga J ini penting diperhatikan supaya tidak ada kesalahan dalam pencernaan,” tandasnya. Dia menganjurkan, pada saat berbuka puasa agar terlebih dahulu mengkonsumsi makanan atau minuman yang fungsinya bersifat rangsangan yaitu dengan minuman, dan air bening. Setelah ada jeda waktu, kemudian ditambah karbohidrat yang mudah dicerna seperti kurma dan sejenisnya, kemudian berhenti lagi, melaksanakan salat, setelah itu kemudian kasih makanan cukup berat. “Untuk saat sahur juga harus diatur ‘tiga j’-nya. Makan karbohidrat, dan protein hewani atau nabati yang lama dicerna, serta air putih atau susu,” tutupnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: