Tak Ada Ruang Khusus Jiwa, Tersangka Amsor Dipindah ke Bandung

Tak Ada Ruang Khusus Jiwa, Tersangka Amsor Dipindah ke Bandung

MAJALENGKA-Penanganan terhadap Amsor tak kunjung tuntas. Meski secara fisik sudah membaik, tapi kondisi kejiwaannya masih harus didalami. Karena itu, ia akan dipindahkan ke Bandung. Memindahkan Amsor dari RS Mitra Plumbon ke RSUD Majalengka ternyata tak menuntaskan masalah. Rumah sakit milik Pemkab Majalengka itu tidak punya ruang perawatan khusus jiwa. Karena itu, hingga kemarin polisi belum bisa memastikan kondisi kejiwaan pria 29 tahun asal Watubelah, Kabupaten Cirebon, itu. Pihak rumah sakit pun akan berkordinasi kembali dengan polisi atas kondisi tersebut. Pasien pun kemungkinan  akan segera dipindahkan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk jiwa. “Pasien juga baru satu hari kami periksa. Jadi belum bisa menyampaikan hasilnya. Ini perlu diobservasi lebih lanjut ke rumah sakit dengan fasilitas inap khusus kejiwaan,” ungkap dr Hj Erni Harleni MARS, Kepala Bidang Pelayanan dan Keperawatan RSUD Majalengka, Selasa (25/6). Kondisi pasien, lanjut Erni, secara fisik sudah mulai membaik. Hingga kemarin ditempatkan di ruang perawatan bedah. “Jadi kalau dari sisi bedah, pasien ini (Amsor, red) sebenarnya sudah bisa dipulangkan. Hanya saja dari sisi kejiwaan harus diobservasi lebih lanjut,” jelasnya. Dia menjelaskan, saat ini RSUD Majalengka hanya memiliki klinik rawat jalan untuk kejiwaan. Juga untuk tenaga medis, saat ini baru memiliki 1 orang dokter spesialis jiwa. “Maka, dari sisi kejiwaan harus diobservasi lebih lanjut ke ke rumah sakit dengan fasilitas inap khusus kejiwaan,” katanya. Sementara Kapolres Majalengka AKBP Mariyono mengatakan karena RSUD Majalengka belum memiliki ruang perawatan khusus untuk jiwa, pihaknya pun akan memindahkan Amsor. Itu dilakukan agar observasi kejiawaan segera dilakukan dan diketahui hasilnya. “Rencananya pasien (Amsor, red) akan kita bawa ke RS Sartika Asih Bandung untuk menjalani proses pemeriksaan jiwa,” kata kapolres. Amsor bikin heboh setelah terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 12 orang meregang nyawa di Tol Cipali KM 150 Majalengka, Senin dini hari (17/6) sekitar pukul 01.00 WIB. Kecelakaan bermula saat Amsor hendak mengerem Bus Safari Lux Salatiga nopol H 1469 CB. Hal itu membuat bus melaju tak terkendali, pindah jalur, dan terjadi kecelakaan. Amsor diketahui menyerang sopir bus, Roni Tampubolon. Saat itu bus melaju dari arah Jakarta ke Cirebon. Dalam pemeriksaan awal, Amsor mengaku menyerang sopir bus. Alasan Amsor, sopir melakukan komunikasi dengan pihak lain yang akan membunuhnya. Pernyataan Amsor itulah yang membuat polisi ingin melakukan pendalaman, terutama kondisi kejiwaannya. “Kami tanyakan ke orangnya (Amsor) kenapa menyerang sopir. Menurut Amsor, dia merasa terancam kalau sopir dan kernet saat berbicara di telepon katanya akan membunuhnya. Ini yang masih kita dalami. Masa iya sopir dan kernet tiba-tiba ingin bunuh penumpangnya,” ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi, Senin lalu (17/6). Pemeriksaan kejiwaan ini menjadi penting bagi polisi dalam menentukan kelanjutan kasus kecelakaan tersebut. Meski saat ini Amsor berstatus tersangka, tapi bisa saja tak diproses hukum jika akhirnya ia dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan. Penyidik Polres Majalengka sebenarnya sudah mendapatkan hasil diagnosa yang dilakukan tim pisikolog Mabes Polri dan Polda Jabar. Tapi, hasil itu masih bersifat indikasi. Pertama, Amsor terindikasi memiliki paranoid dan ketegangan kecemasan. Kedua, terindikasi gangguan persepsi. Ia merasa diikuti dan diawasi seseorang sehingga menimbulkan halusinasi. Karena itu, Amsor seolah-olah merasa percakapan sang sopir ketika bus melaju di tol. Seakan-akan sang sopir membicarakan akan membunuh dirinya. Karena itu, dengan cara melompat, ia pun berusaha mengerem bus. Tindakannya itu membuat bus hilang kendali dan terjadi tabrakan. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: