Pasca Operasi Ada Kemajuan, Rahmah Bayi Kembar Siam Sudah Bisa Menangis

Pasca Operasi Ada Kemajuan, Rahmah Bayi Kembar Siam Sudah Bisa Menangis

CIREBON–Enam hari pasca operasi pemisahan bayi kembar siam, Rahmah Rizqiyyanah Az-zahra berangsur membaik. Ini ditandai dengan dicopotnya alat bantu pernapasan atau ventilator yang selama ini terpasang. Direktur Utama Rumah Sakit Daerah Gunungjati (RSDGJ) Dr Bunadi didampingi oleh Ketua Tim Dokter yang menangani Rahmah, Dr Taufan Prasetya SpA mengatakan, kondisi Rahmah bisa dikatakan stabil. Berdasarkan pemantauan dan pemeriksaan rutin yang dilakukan tim dokter dan perawat. \"Tadi pada rapat pagi, dilaporkan suhu Rahmah sudah stabil. Kemarin juga alat ventilator dilepas, karena Rahmah sudah bisa bernapas dengan normal tanpa ventilator,\" kata Bunadi, kepada Radar. Bunadi bersyukur, pemulihannya terhitung cukup cepat. Ditandai dengan matanya yang sudah membuka dan sudah bisa melihat kondisi di sekitarnya. Tangisannya juga sudah terdengar keras. Laporan dari dokter terkait luka bekas operasi juga mengalami kemajuan. \"Yang menggembirakan adalah sekarang Rahmah tidak lagi disuplai makanan lewat infus.Tapi sudah melalui selang ke mulutnya. Makanan masih berupa susu yang khusus diberikan dengan kondisi Rahmah, tapi bukan ASI. Ini kemajuan besar,\" tuturnya. Namun, fase kritis paska operasi belum dilalui. Bisa satu atau dua pekan mendatang, sehingga Rahmah masih dalam pengawasan ketat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Walaupun ventilator sudah dilepas, tim dokter masih mengevaluasi kondisinya secara umum. Kemudian, karena ini adalah operasi bedah besar terhadap bayi, pengawasan juga dilakukan oleh dokter bedah plastik dan bedah anak. Tindakan ini untuk memastikan bekas operasi tidak terjadi infeksi dan mempercepat pemulihan lukanya. \"Kami juga membatasi secara ketat orang yang keluar masuk ruangan PICU. Dokter, perawat dan orang tuanya kalau memasuki ruangan harus ikut prosedur protokol higenis. Rahmah masih rentan kekebalan tubuhnya terhadap infeksi kuman penyakit yang datang dari luar,\" terangnya. PICU sendiri merupakan bagian dari fasilitas perawatan rumah sakit yang dikhususkan untuk anak-anak dengan rentang usia 1 bulan hingga 18 tahun. Pada perawatan ini, anak-anak dengan kondisi sakit parah atau kritis akan mendapatkan perawatan intensif dan pemantauan terus menerus dari tenaga medis. Ditambahkannya, semua biaya mulai dari operasi dan perawatan ditanggung BPJS Kesehatan dan RSDGJ. Jadi untuk orang tuanya sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun. Ini lebih karena rasa kemanusiaan dan kasus operasi pemisahan bayi kembar siam ini sangat jarang ditemukan. Atas rasa kemanusiaan itu juga, pihaknya membantu orangtua Rahmah dan keluarganya selama menunggu di rumah sakit, dengan memberikan fasilitas makan dan bantuan lainnya. Jajaran manajemen kemudian berinisiatif melakukan penggalangan dana di lingkungan RSDGJ. Hasilnya, akan diserahkan langsung ke orangtuanya. \"Ya hanya sumbangan alakadarnya dari kami, rencananya hari ini akan ke rumah orangtua Rahmah di Megu,\" ungkapnya. Sementara itu, Ayah Rahmah, Imam Royani (43) menuturkan, bersama istri dan keluarga besarnya tak henti-hentinya berdoa agar Rahmah bisa cepat pulih. Dia berharap, anak ketiganya ini bisa melewati masa kritis setelah melalui operasi pemisahan. Dia ikhlas dan merelakan kepergian Rahimah, meski tetap ada rasa kehilangan. Menurutnya mungkin sudah merupakan yang terbaik dan takdir dari Allah. Dia berjanji akan membesarkan dan mendidik Rahmah agar menjadi manusia yang berbakti pada orang tua dan negara. Diakuinya, akses untuk menjenguk anaknya di ruang PICU dibatasi. Sedikitnya hanya dua kali sehari dia diperkenankan masuk bersama istrinya. Itupun harus disterilkan dulu tubuhnya, pakaiannya diganti dengan pakaian khusus yang steril. \"Iya saya mengerti semua ini demi kebaikan Rahmah,\" ucapnya, lirih. Imam lantas berlinang air mata. Dia tak henti bersyukur karena tim dokter rumah sakit, perawat semuanya memberikan pelayanan khusus untuk Rahmah, termasuk untuk dirinya dan keluarganya selama menunggui. \"Rasa capek ngantuk, semuanya terobati dengan bisa melihat Rahmah dalam kondisi stabil. Kami sekeluarga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak RSDGJ. Kami doakan rumah sakit ini terus maju agar bisa melayani masyarakat kurang mampu seperti kami ini,\" pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: