Tiongkok Diduga Lakukan Peretasan Global

Tiongkok Diduga Lakukan Peretasan Global

TEL AVIV - Spionase siber Tiongkok kembali diduga melakukan peretasan terhadap perusahaan-perusahaan telekomunikasi global. Para peretas berhasil membobol dan mengambil data pribadi dan perusahaan. Para peneliti dari perusahaan keamanan siber menyatakan, mereka mengidentifikasi serangan tersebut terkait dengan kampanye spionase siber Tiongkok sebelumnya. Para penyidik dari perusahaan keamanan Cybereason mengatakan, serangan itu membahayakan perusahaan-perusahaan di 30 negara lebih. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi orang-orang di pemerintahan, penegak hukum, dan politik. Terlebih, dalam melakukan aksi ini, perentas juga menggunakan alat yang terhubung dengan serangan yang menurut Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dilakukan oleh Tiongkok. \"Untuk tingkat kecanggihan seperti ini bukan dilakukan oleh kelompok kriminal. Ini pemerintah yang memiliki kemampuan untuk melakukan serangan semacam ini,\" kata Direktur Utama Cybereason Lior Div, Selasa (25/6). Namun dalam kasus ini, Tiongkok berulang kali membantah terlibat dalam berbagai aktivitas peretasan. Cybereason menolak menyebutkan nama perusahaan atau tempat mereka beroperasi. Tapi beberapa orang yang mengetahui tentang operasi peretasan Tiongkok mengatakan, Beijing meningkatkan serangan ke perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Eropa Barat. Negara-negara Barat sudah bergerak memprotes Beijing atas aksi mereka di dunia siber. Mereka memperingatkan, peretas Tiongkok yang telah membahayakan perusahaan dan badan pemerintah di seluruh dunia, dengan mencuri rahasia dagang dan data pribadi untuk tujuan spionase. \"Dalam serangan yang tim temukan selama sembilan bulan terakhir telah membahayakan jaringan Teknologi Informasi (IT) beberapa sasarannya. Para peretas mengubah infrastruktur dan mencuri data dalam jumlah besar,\" ujar Div, yang juga seorang mantan komandan intelijen militer Israel. Di beberapa kasus para peretas membahayakan seluruh direktori aktif, membuat mereka mengakses nama dan password organisasi yang mereka serang. Cybereason mengatakan para peretas juga menyimpan data pribadi termasuk informasi tagihan dan rekaman percakapan. \"Mereka membangun lingkungan spionase yang sempurna, mereka mengambil informasi dari sasaran yang menarik mereka sesukanya,\" katanya. Pihak Cybereason mengatakan, para peretas menggunakan alat yang sebelumnya digunakan kelompok peretas Tiongkok yang dikenal dengan nama APT10. AS sudah mendakwa dua anggota APT10 pada bulan Desember lalu. Negeri Paman Sam bergabung dengan negara-negara Barat lainnya, yang mengecam serangan yang dilancarkan kelompok tersebut ke penyedia layanan teknologi. APT10 dianggap mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan teknologi tersebut. Dalam kesempatan sebelumnya, Cybereason mengatakan sudah mengidentifikasi serangan itu diduga datang dari Tiongkok atau Iran. Tapi mereka tidak pernah cukup yakin untuk menyebutkan nama negara-negara itu. \"Pada kali ini dengan membandingkan serangan di masa lalu kami yakin serangan datang dari Tiongkok, kami berhasil untuk menemukan tidak hanya satu perangkat lunak, kami berhasil menemukan lebih dari lima yang digunakan kelompok spesifik ini,\" kata Div. (der/rts/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: