Pedagang Selter Sudah Ancang-ancang Lakukan Penolakan TPS Bima

Pedagang Selter Sudah Ancang-ancang Lakukan Penolakan TPS Bima

CIREBON-Penutupan Tempat Penampungan Sampah (TPS) Stadion Bima berbuntut panjang. Rencana relokasi ditolak sana sini. Tidak ada yang rela sejengkal wilayahnya digunakan  untuk membangun fasilitas ini. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon yang mengurus persoalan sampah mau tidak mau harus berpikir ekstra keras. Agar program pengelolaan sampah tetap berjalan dengan segala keterbatasanya. Rencana pemindahan TPS ke belakang Selter Bima pun tampaknya juga akan menemui jalan terjal. Para pedagang di selter sudah ancang-ancang melakukan penolakan. Mereka beralasan, keberadaan TPS dikhawatirkan akan mengganggu para pembeli yang sedang makan. “Kalau di belakang, ya pasti kecium ke sini. Jauh-jauh lah dari sini,” ujar Siti, salah seorang pedagang. Opsi menggunakan lahan di belakang Selter Bima muncul belakangan. Pasalnya DLH kebingungan setelah bangunan eks TPS Bima dipagar Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ). Tentu saja, DLH tidak bisa berbuat apa-apa, karena lahan TPS Bima memang bukan milik pemkot. Selama ini menumpang di atas tahan milik Fakultas Kedokteran (FK) UGJ. Untuk mengaktifkan TPS Stadion Bima Madya, DLH juga belum berani. Warga setempat juga para atlet menolak fasilitas olahraga milik pemerintah kota tersebut dipakai penampungan dan pengangkutan sampah. Pantauan Radar Cirebon, lokasi yang direncanakan untuk membuat TPS sementara, saat ini digunakan sebagai tempat parkir kendaraan bermotor. Di lokasi tersebut juga terdapat panggung hiburan. Terdapat tulisan “Panggung Hiburan Hutan Bima” yang tampak sebagai background. Sementara itu, di sekitarnya masih terdapat banyak pohon jati dan pohon pisang. Ketua Forum Silaturahmi Pedagang Stadion Bima (SPSB) Bambang Prawoto juga keberatan dengan rencana DLH. Meski diakuinya lahan tersebut merupakan milik pemkot, tetapi keberadaan TPS akan mengganggu para pedagang yang berada di dekatnya. “TPS itu memang penting, para pedagang juga merasakan. Tapi kalau sampahnya numpuk-numpuk gitu, yang kena dampaknya juga pedagang dan masyarakat,” tegasnya. Ia sebetulnya tidak menolak sepenuhnya pembangunan TPS di area Stadion Bima. Masalahnya, keberadaan penampungan sampah tersebut, bukan hanya dipakai warga Komplek Bima dan sekitarnya. Juga bukan hanya menampung sampah pedagang. Yang selama ini terjadi, TPS Bima juga menampung sampah dari luar daerah. “Akhirnya numpuk. Baunya kan kemana mana. Kalau yang buang dari pedagang saja, kita setuju setuju saja,” katanya. Sementara itu, Kepala DLH Kota Cirebon Drs H RM Abdullah Syukur MSi mengungkapkan, lahan yang berada di belakang Selter Bima masih dikaji. Sebab, DLH masih fokus melakukan pengawasan terhadap sampah yang berada di lokasi TPS sementara. “Jadi itu belum fix. Belum dirapatkan. Satu-satu dibereskan. Dan kita masih fokus dulu untuk mengawasi sampah yang di bekas TPS Bima,” jelasnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: