Gedung Parlemen Hong Kong Diacak-acak

Gedung Parlemen Hong Kong Diacak-acak

HONG KONG - Ratusan demonstran di Hong Kong pada Senin malam (1/7) menerobos masuk gedung parlemen. Mereka sempat menghancurkan foto-foto anggota dewan dan menuliskan slogan-slogan pro-demokrasi di dinding-dinding gedung dengan cat. Massa bertahan di dalam gedung pemerintahan hingga Selasa dini hari. Setelah itu polisi dari segala penjuru merangsek memukul mundur demonstran menggunakan gas air mata dan pentungan. Aksi demonstran di Hong Kong dipicu karena frustrasi dengan kurangnya tanggapan pemerintah terhadap tuntutan kelompok oposisi, terkait rancangan undang-undang ekstradisi. Menurut pengakuan seorang pengunjuk rasa Cheung (24), mereka merasa sudah frustasi karena pemerintah tidak kunjung mendengar tuntutan masyarakat. Baik soal tuntutan menjamin demokrasi dan membatalkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi. \"Kami tahu ini melanggar hukum, tapi kami tidak punya pilihan lain,\" kata Cheung. \"Kami sudah berdemo, menduduki, tetapi pemerintah tetap diam. Kami harus memperlihatkan kepada pemerintah kami tidak akan diam dan tak berbuat apapun,\" imbuh pengunjuk rasa lainnya, Joey (26). Mulanya, demonstrasi berjalan damai pada Senin pagi hari, yang merupakan hari peringatan 22 tahun penyerahan kedaulatan Inggris ke China. Tetapi pada sekitar jam makan siang, puluhan demonstran berhenti dan menuju LegCo. Mereka mengepung bangunan itu dan berorasi di sana, sebelum akhirnya menggeruduk LegCo dan merusak gedung pada malam harinya. Aksi ini berakhir setelah aparat menembakkan gas air mata dan memaksa demonstran keluar pada tengah malam, demikian seperti dikutip dari CNN, Selasa (2/7). Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengadakan konferensi pers pada pukul 04.00 waktu setempat di markas pemerintah, di mana ia mengutuk penggunaan kekerasan ekstrem dari mereka yang membobol badan legislatif. \"Saya berharap masyarakat luas bisa sejalan dengan kami, bahwa tindakan kekerasan yang kita saksikan ini adalah sesuatu yang terkutuk. Kami berharap masyarakat akan kembali normal sesegera mungkin,\" katanya. Lam juga menggambarkan aksi protes tersebut sebagai dua adegan yang sangat berbeda, satu adalah parade damai dan rasional, sedangkan yang lain adalah sesuatu yang memilukan, mengejutkan, dan melanggar aturan negara. (der/rts/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: