Ortu Siswa Curiga Ada Jual Beli Kursi PPDB

Ortu Siswa Curiga Ada Jual Beli Kursi PPDB

CIREBON-Sejak Selasa (2/7) Dara (bukan nama sebenarnya) bolak-balik ke SMAN 7 Kota Cirebon Cirebon. Selama dua hari berturut-turut ia meminta kejelasan atas nasib anaknya yang tak kunjung diterima. Dara yang mengaku tinggal di Jl Pangeran Drajat, mulanya mendaftarkan anaknya pada pilihan pertama di SMAN 2, pilihan kedua SMAN 1 Cirebon dan terakhir pilihan tiga di SMAN 3 Cirebon. Sampai kemarin, di tiga sekolah tersebut tak tertera nama putranya. Padahal ia optimis anaknya bisa diterima di SMAN 3 mengingat jarak dari kediamannya hanya 1,3 kilometer. “Saya tanya sana-sini, katanya Drajat itu bukan wilayah zonasi SMAN 3,” katanya. Atas penjelasan itu, Dara berusaha mendaftar ke sekolah yang berada di Kecamatan Kesambi seperti SMAN 4, 5 dan 7. Kemudian, ada informasi kalau tiga sekolah tersebut masih kekurangan siswa. Dara mencoba peruntungannya mendaftar ke SMAN 4. Meski masih kekurangan siswa, SMAN 4 tidak membuka pendaftaran secara offline. Adapun penerimaan siswa difokuskan pada mereka yang mendaftar di pilihan ketiga di SMAN 4. Kemudian dirinya bergeser ke SMAN 7 Cirebon. Sejak Selasa siang, sampai Rabu pukul 10.12 WIB, dirinya belum juga mendapatkan kepastian. Ia pun bercerita, selama menunggu di depan ruang wakil kepala sekolah kerap mendengar ada permintaan uang senilai Rp5 juta. Katanya, uang tersebut untuk memuluskan calon siswa diterima melalui pendaftaran offline. \"Tadi ada ibu-ibu orang batak, bilang dia ditawari Rp5 juta bisa masuk kesini. Saya kaget,\" ucapnya. Hal tersebut juga dibenarkan orangtua murid lainnya yang sedang sama-sama menunggu. Sebut saja dia Melati. Ia menyayangkan sistem zonasi seperti ini justru memperbesar peluang titip-menitip siswa. Melati tinggal di Kelurahan/Kecamatna Kesambi dengan pilihan satu ke SMAN 1 Cirebon, pilihan kedua SMAN 2 Cirebon, terakhir pilihan ketiga ke SMAN 3 Cirebon. Kira-kira, cerita Melati bisa sampai ke SMAN 7 persis seperti dara. Ia pun kaget ketika mendengar ada perminatan senilai Rp5 juta untuk bisa diterima di sekolah tersebut. \"Tadi saya denger, bisa masuk kalau ada Rp5 juta dari ibu-ibu orang batak itu,\" tuturnya. Hal tersebut juga diungkapkan Dadang. Salah satu tetangganya bisa masuk ke SMAN 7 Cirebon dengan menggelontorkan uang senilai Rp5 juta. Sementara itu, ketika Radar Cirebon mendatangi SMAN 7 Cirebon, suasana nampak sepi. Namun masih ada beberapa orang tua yang menunggu di depan ruang wakasek. Pihak SMAN 7 Cirebon menolak diwawancarai dengan alasan sibuk. \"Maaf sedang ada kesibukan, tidak bisa wawancara,\" ujar salah satu staf keluar dari ruang Wakasek SMAN 7 Cirebon. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: