Gawat! Perairan Indonesia Darurat Narkoba

Gawat! Perairan Indonesia Darurat Narkoba

JAKARTA-Kondisi perairan Indonesia merupakan kawasan darurat pengiriman narkotika dari luar negeri. Demikian ditegaskan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia. Direktur Operasi Laut Bakamla Nursyawal Embun mengatakan, perairan Indonesia menjadi jalur yang sering digunakan para pengedar internasional menyelundupkan barang haramnya ke Indonesia. Nursyawal menyebut, pihaknya memiliki tiga zona pengawasan, yaitu zona maritim wilayah barat mulai dari Batam. Kemudian, ada zona wilayah tengah mulai dari Sulawesi hingga Halmahera. “Dan yang ketiga adalah zona timur, yaitu mulai dari Ambon sampai ke Papua,” katanya. Sepanjang operasi keamanan maritim secara keseluruhan dan penekanan terhadap aktivitas ilegal (illegal activity), khususnya terkait dengan narkoba akan menjadi prioritas nasional. Pihaknya akan menggelar operasi khusus dalam penangkapan pelaku drugs trafficking yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Misalnya, ada informasi yang sifatnya A1. Pihaknya akan menjadikan hal itu sebagai prioritas. Kami langsung menggelar operasi khusus dengan kapal-kapal yang ada,” katanya. Dia mengatakan, pengiriman narkotika yang masuk wilayah perairan Indonesia didominasi dari China. Hal ini dapat dibuktikan dengan penangkapan dan data-data dari badan intelijen terkait dengan pergerakan kapal-kapal asing yang mencurigakan. Ia menyebutkan, salah satu contoh penangkapan narkotika dengan berat sekitar 1 ton pernah terjadi di wilayah perairan Batam pada tahun 2017 dengan modus menggunakan kapal-kapal kecil berupa kapal nelayan untuk dapat lolos dari pengamanan petugas Coast Guard Indonesia. Namun, akhirnya para pelaku ditangkap. Untuk penangkapan yang terjadi di Batam, barang bukti berupa narkotika dengan berat 1 ton tersebut digabung dalam tumpukan beras, dalam satu palka (tempat penyimpanan dalam kapal). Mereka, lanjutnya, menggunakan kapal-kapal nelayan dengan alasan tidak terlalu mencurigakan. Biasanya kelompok mereka itu juga overtransit. “Melalui ABK ini, ditransfer barang itu, lalu akan melakukan transitmen karena tidak mungkin terjadi, misalnya dia bawa barang itu dari China dan langsung mencoba membawa masuk ke perairan Indonesia,” ungkapnya. Menurutnya, ada juga pengamanan dengan kapal lepas pantai yang jauh berada di tengah laut. Hal ini berfungsi untuk langsung menghadang keberadaan yang diduga kapal-kapal dengan aktivitas ilegal. “Kita tetap melakukan antisipasi dan bersinergi dengan institusi lain. Sekarang juga lagi fokus pada pusat-pusat informasi terkait dengan keberadaan kegiatan ilegal di Indonesia dengan segala prioritas,” katanya. (gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: