Gara-gara Pesawat Pengintai Ditembak Jatuh di Teluk AS Ancam Balas Serangan Iran

Gara-gara Pesawat Pengintai Ditembak Jatuh di Teluk AS Ancam Balas Serangan Iran

DUBAI - Amerika Serikat mengirim sebuah pesan kepada Iran. Pesan itu berisi peringatan bahwa AS akan melancarkan serangan terbatas terhadap negara itu setelah pesawat nirawak (drone) milik AS ditembak jatuh di Teluk. Penegasan ini disampaikan kepala lembaga pertahanan sipil Iran yang dikutip kantor berita Fars, kemarin. \"Setelah pesawat nirawaknya yang menyusup dijatuhkan, AS mengatakan kepada kami melalui perantara diplomatik bahwa pihaknya akan melancarkan operasi terbatas,\" kata Gholamreza Jalali, yang juga panglima senior pasukan elit Iran, Garda Revolusi, kemarin (7/7). Sehari setelah drone itu dijatuhkan di Teluk, para pejabat Iran mengatakan kepada Reuters pada 21 Juni bahwa Teheran telah menerima sebuah pesan dari Presiden AS Donald Trump melalui Oman setelah pesawat itu dijatuhkan, memperingatkan bahwa suatu serangan AS atas Iran kapan saja bisa terjadi. Para pejabat Iran dan AS membantah laporan itu. Trump kemudian mengatakan dia telah menyetujui serangan-serangan militer balasan terhadap Iran, tetapi menangguhkannya di menit terakhir. Penembakan drone terjadi setelah ketegangan yang berlangsung selama beberapa pekan menyusul serangkaian serangan atas kapal-kapal tanker minyak di kawasan Teluk. Teheran mengatakan drone itu telah melanggar ruang udaranya, Washington membantah hal ini. Pada bagian lain, Iran juga menyatakan mengurangi lagi komitmennya kepada perjanjian nuklir tahun 2015 dengan kekuatan-kekuatan dunia, menaikkan level pengayaan uranium melampaui level yang disepakati untuk memproduksi pembangkit listrik. Pengumuman tersebut, yang mengonfirmasi apa yang dilaporkan oleh Reuters pada Minggu (7/7). Kondisi ini jelas mengisyaratkan tantangan yang berkembang terhadap peningkatan tekanan sanksi-sanksi Amerika Serikat. Dalam satu jumpa pers, para pejabat senior Iran mengatakan Teheran akan terus mengurangi komitmennya tiap 60 hari jika para penandatangan perjanjian itu tidak tergerak melindunginya dari sanksi-sanksi AS, tetapi mereka membiarkan pintu terbuka untuk diplomasi. Sebelum perjanjian itu disepakati, Iran memproduksi uranium yang sudah diperkaya 20 persen untuk membangkitkan reaktornya di Teheran dan level pengayaan bagi pembangkit tenaga nuklir Bushehr, di bagian selatan Iran, sebanyak 5 persen. \"Kami akan memperkaya uranium berdasarkan kebutuhan kami, saat ini kami tidak perlu memperkaya uranium yang diperlukan bagi reaktor Teheran,\" kata Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran. \"Kami akan memperkaya uranium ke level yang dibutuhkan bagi reaktor Bushehr,\" imbuhnya. Dalam sebuah isyarat ada peningkatan kekhawatiran Barat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia dan Presiden Iran Hassan Rouhani sudah sepakat mengupayakan dimulainya kembali dialog mengenai masalah nuklir Iran pada 15 Juli. Kantor Macron menambahkan bahwa ia akan terus berbicara dengan pihak berwenang Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terlibat dalam upaya-upaya menurunkan ketegangan mengenai isu nuklir Iran. Hubungan antara Teheran dan Washington makin tegang dan mulai memburuk pada Mei 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik dari dari perjanjian nuklir 2015 yang disetujui sebelum ia menjadi presiden, dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi. (reu/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: