Siswa Kurang, Guru Kehilangan Jam Ngajar

Siswa Kurang, Guru Kehilangan Jam Ngajar

CIREBON-Kasus siswa kurang juga terjadi pada sejumlah SMA negeri di Kota Cirebon. Meski hingga kemarin masih buka ‘kompensasi’ melalui pendaftaran offline, tetap belum terpenuhi kuota. Seperti di SMAN 5 Cirebon, terhitung selama PPDB offline berlangsung, sebanyak 141 siswa baru mendaftar. Jika digabung dengan siswa baru yang mendaftar sebelumnya melalui online, berati sebanyak 314 siswa. Meski begitu, jumlah tersebut masih kurang untuk memenuhi kuota SMAN 5 Cirebon yang ditargetkan sebanyak 423 siswa. “Pendaftar awal asli sebanyak 160 siswa. Sementara untuk yang limpahan dari pilihan 1 dan 2 ada 13 orang. Sementara yang ditampung saat sebelum ada keputusan di provinsi itu sebanyak 173 siswa. Saat ini totalnya sudah 314 siswa yang mendaftar. Kurang lebih masih 100 orang lagi,” jelas Ketua PPDB SMAN 5 Cirebon Engkos Sukmana MPd. Pihaknya mengaku masih membuka pendaftaran offline hingga berakhirnya MPLS SMAN 5 Cirebon dari tanggal 15-17 Juli 2019 ini. Meski pun masih kekurangan siswa sekitar 100 orang lagi, menurut Engkos jumlah tersebut sudah aman. Siswa yang masuk bisa dibagi ke dalam 10 rombongan belajar. Untuk jam mengajar guru pun terbilang aman. “Secara hitungan mengajar sebetulnya sudah aman untuk jumlah siswa yang mendaftar saat ini meski masih kurang kurang lebih 100 orang lagi. Karena total kelas ada 32 rombel dengan kelas 11 dan 12,\" tuturnya. Ia menambahkan, mayoritas peserta didik yang masuk  secara offline justru didominasi warga luar Kota Cirebon. Seperti Kecamaran Gunung Jati, Suranenggala, Sumber, dan Talun. “Memang di Sumber ini masih masuk dalam zona kita. Makanya masih banyak yang mendaftar ke sini,” ucapnya. Sementara itu kekosongan siswa juga masih dirasakan SMAN 9 Cirebon. Sejak dibuka PPDB offline sepekan lalu, sampai kemarin ada tambahan 14 siswa. Keseluruhan siswa yang mendaftar di SMAN 9 Cirebon yang melalui online maupun offline sebanyak 251 siswa. Sementara kuota yang dibutuhkan 396 siswa untuk 11 rombel. \"Jika tak sampai kuota, kita sudah ada 8 rombel. Itu pun kelas kurus,” ungkap Wakasek Kesiswaan sekaligus Ketua PPDB SMAN 9 Cirebon Abdul Wahab SPd. Sistem zonasi dalam PPDB tahun ini agaknya perlu dievaluasi. Tidak saja terhadap prosesnya yang sangat menyita waktu bagi orang tua calon siswa. Tetapi terhadap dampaknya terhadap sekolah swasta maupun negeri. Sejumlah sekolah di Kota Cirebon seperti SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 9 mengalami kekurangan siswa pada PPDB online lalu. Alhasil PPDB pun diperpanjang hingga 15 Juli mendatang dengan sistem offline. Tentunya masalah tidak selesai. Masalah justru muncul di jalur offline. Ditengarai, jalur offline dimanfaatkan orang tua siswa untuk mendaftarkan lagi anaknya ke sekolah lain. Padahal, namanya sudah tercantum sebagai siswa yang telah diterima di sekolah pilihan kedua. Selain itu, adapula kecurigaan orang tua siswa akan adanya jual beli kursi. Wakasek Kurikulum SMAN 8 Cirebon Yana Kuswana mengungkapkan kekurangan siswa akan berpengaruh pada jumlah rombongan belajar (rombel). Jumlah rombel yang menurun berpengaruh terhadap jumlah jam mengajar para guru. “Kami sudah antisipasi pembuatan jadwal. Disesuaikan dengan rombel yang ada. Mungkin beberapa guru tidak tetap yang tidak kebagian jam. Setelah kita beritahu akhirnya mereka resign. Ada juga guru tetap yang jam mengajarnya kurang dari 24 jam seminggu, sehingga harus mengajar ke sekolah lain,” kata Yana. SMAN 8 Cirebon sejatinya memiliki kuota siswa sebanyak 396 siswa atau 11 rombel dengan masing-masing rombel sebanyak 36 siswa. Tetapi yang diterima baru sebanyak 303 siswa. Termasuk 44 siswa dari jalur offline. Sehingga pihaknya masih kekurangan 93 siswa lagi. “Ya mudah- mudah sampai tanggal 15 nanti yang daftar semakin banyak, mendekati kuota yang disediakan. Paling tidak 10 rombel terisi. Sekarang 9 rombel saja belum sampai,” kata Yana. (myg/awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: