Bendungan Cisanggarung Swadaya Warga Jebol, Petani Pasrah Tunggu Perbaikan Kistdam

Bendungan Cisanggarung Swadaya Warga Jebol, Petani Pasrah Tunggu Perbaikan Kistdam

CIREBON- Bendungan yang baru dibangun manual menggunakan karung berisi tanah di Cisanggarung, jebol akibat derasnya aliran Sungai Cisanggarung. Warga pun pasrah jika dari jebolnya bendungan yang dibangun secara swadaya tersebut, para petani kini tidak bisa menggunakan air dari Cisanggarung untuk mengairi lahan pertanian. Musripin, warga Desa Kalirahayu kepada Radar Cirebon menuturkan, jebolnya bendungan tersebut terjadi karena air yang datang dari hulu begitu besar. Sehingga fondasi bendungan darurat yang dibangun warga ambrol. \"Kemarin-kemarin sudah tersambung bendungannya. Sudah bisa membendung air. Tiba-tiba air dari arah hulu besar, bendungannya gak kuat dan jebol. Tinggal bagian samping-sampingnya saja yang masih ada,\" ujarnya, kemarin. Para petani saat ini, menurut Musripin, hanya bisa pasrah dan menunggu rencana pembuatan kistdam seiring proses perbaikan bendungan karet yang akan segera dibangun. \"Kalau untuk dibangun lagi kayaknya nggak ya. Kemarin saja harus mengerahkan banyak orang, terutama petani. Kalau untuk air sendiri untungnya dari atas masih besar. Sehingga masih bisa dipompa. Kalau mulai rob dari laut ya kita tidak pompa,\" imbuhnya. Terkait ancaman gagal panen, pria yang akrab dipanggil Ipin pun menyebut para petani, kini hanya bisa pasrah dan menunggu debit sungai surut. Sehingga bisa menentukan langkah selanjutnya apakah melanjutkan pembendungan atau menunggu pembangunan kistdam. \"Sekarang kita tunggu debit sungai turun dulu. Setelah ini, kita rembukan lagi apakah ditambal lagi ataukah dibiarkan saja. Kalau petani dengan kondisi sekarang cuma bisa pasrah,\" ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari dengan cara swadaya nekat membendung Sungai Cisanggarung. Tujuannya, agar airnya bisa mengaliri lahan pertanian masyarakat pada musim kemarau saat ini. “Kita tidak punya pilihan. Sejak Bendung Karet di Desa Tawangsari jebol, kita tidak bisa gunakan air Sungai Cisanggarung karena terkontaminasi air laut. Bahkan kalau rob air laut ini bisa masuk sampai Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan,” ujar salah satu petani. Petani lainnya, Sopyan menuturkan, hampir seluruh material yang digunakan untuk membuat bendungan, berasal dari Sungai Cisanggarung. Sehingga, praktis tambahan dari luar hanya berupa karung dan tiang bambu saja untuk penahan karang. “Kami tidak tahu ini bisa bertahan sampai kapan bendungannya? Yang penting bisa digunakan dan bisa dimanfaatkan untuk melewati musim kemarau. Karena kasihan juga. Sekarang banyak lahan yang nganggur karena sulitnya pengairan. Banyak juga petani yang masih menggarap lahan yang praktis mengandalkan air dari Cisanggarung,” bebernya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: