Sempat Dikabarkan Tersesat, Tujuh Pendaki asal Indramayu Tidak Boleh Naik ke Ciremai Setahun

Sempat Dikabarkan Tersesat, Tujuh Pendaki asal Indramayu Tidak Boleh Naik ke Ciremai Setahun

KUNINGAN-Petugas Taman Nasional Gunung Ciremai dibuat repot dengan laporan hilangnya seorang pendaki asal Indramayu bernama Fahrurizal (24). Setelah dilakukan pencarian, tim akhirnya mendapat kabar pendaki tersebut sudah turun melalui jalur Lambosir. Berdasarkan informasi dihimpun, petugas TNGC mendapat laporan tentang hilangnya Fahrurizal dari keluarga pendaki pada Minggu sore (7/7). Fahrurizal adalah salah satu dari tujuh pendaki ilegal asal Indramayu yang mendaki melalui jalur Palutungan pada Sabtu (6/7) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB tanpa melakukan registrasi. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Kuswandono mengungkapkan, tujuh orang pendaki asal Indramayu tersebut adalah Aji Maulana (23), Rizal Risandi (23), Alfani Subekti (23), Fahad Riza Fauzi (23), Vilza (22), Arsyad (23) dan pendaki yang dilaporkan tersesat atas nama Fahrurizal Rahman (24). Pada hari Minggu, setelah turun dari puncak dan tiba di Pos Pengasinan, Fahrurizal Rahman mulai jalan lebih dulu dan berpisah dengan rombongan. \"Saat enam pendaki lainnya tiba di Pos Pamerangan dan menanyakan tentang ciri-ciri Fahrurizal Rahman kepada pendaki lain yang sedang berkemah di sana, ternyata mereka tidak melihatnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk langsung turun ke Pos Cibunar dan bertemu dengan keluarga di sana yang melaporkan bahwa Fahrurizal Rahman tersesat di jalur pendakian Linggarjati yang kemudian dilaporkan kepada petugas jaga di sana,\" ungkap Kuswandono. Setelah menerima laporan tersebut, petugas TNGC bersama petugas pengelola jalur Pendakian Linggarjati segera melakukan penyusunan rencana penyelamatan. Berbekal share lokasi via Google Maps yang dikirim Fahrurizal dari handphone miliknya, tim evakuasi yang terdiri dari anggota Kompepar dan Ranger Linggarjati berangkat menuju lokasi pada Senin (8/7) pagi sekitar pukul 04.00 WIB menuju Cadas Ngampar di atas Blok Leweung Buah. Saat sedang melakukan pencarian, ternyata sekitar pukul 09.00 WIB kami mendapat informasi bahwa Fahrurizal telah turun melalui Lambosir, Desa Setianegara, dengan dibantu masyarakat. Menerima informasi tersebut, petugas dan pengelola langsung menjemput pendaki tersebut. \"Saat ditemukan, pendaki tersebut mengalami beberapa luka lecet pada tangan, dan kakinya sedikit pincang akibat merosot turun dari tebing. Celana jins yang dikenakan juga sobek dan bolong pada bagian pantatnya,\" ujar Kuswandono. Setelah mandi dan diberi makanan, Fahrurizal dan enam temannya kemudian dikumpulkan di basecamp Linggarjati. Kepada Kuswandono dan petugas, Fahrurizal pun menceritakan semua pengalamannya saat mendaki Ciremai hingga akhirnya tersesat. Atas kejadian tersebut, Kuswandono pun kemudian memberikan sanksi untuk para pendaki tersebut tidak boleh mendaki Ciremai selama satu tahun ditambah hukuman menanam pohon di kawasan Gunung Ciremai. “Ini pembelajaran bersama, nyawa teman-teman lebih berharga dari apapun, kalau ingin melakukan sesuatu yang tidak baik ingat dengan keluarga. Kalau seperti ini pada akhirnya semua yang repot, jika dibandingkan dengan harga jasa pendakian yang dibayarkan tidak akan sebanding. Kami harus menindak tegas yang melanggar, yaitu tidak boleh mendaki di Gunung Ciremai selama 1 tahun dan melakukan penanaman pohon”, tegas Kuswandono. Pukul 14.00 WIB, penanaman pohon dilakukan. Tujuh pendaki menanam 75 bibit dengan jenis peutag, Huru, Wuni, Salam dan Kirinyuh di Blok Cibunar. \"Ini menjadi pembelajaran bukan hukuman, agar pendaki mematuhi prosedur yang berlaku,\" pungkas Kuswandono. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: