Satu Tewas dan Ribuan Rohingya Kehilangan Tempat Tinggal
DHAKA - Satu orang dinyatakan tewas dan 4.500 orang kehilangan tempat tinggal, akibat insiden tanah longsor yang melanda kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Sabtu (6/7) waktu setempat. Hujan turun setinggi 35 sentimeter dalam 72 jam, sebelum tanah longsor menerjang kamp-kamp di sekitar Cox\'s Bazar, yang menampung lebih dari 900.000 minoritas Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar. Sebanyak 26 kali tanah longsor dilaporkan terjadi di kamp-kamp sementara yang dibangun di bukit dekat perbatasan dengan Myanmar. Pohon-pohon di sana dihancurkan guna membangun gubuk-gubuk dan untuk digunakan kayu bakar. Hal itu diduga penyebab longsor kerap terjadi. Pejabat badan pengungsi PBB Areez Rahman mengatakan, sekitar 30 kamp terkena dampak longsor. Seorang perempuan berusia 50-an meninggal setelah tertimbun tembok yang runtuh. Nur Mohammad, seorang warga Rohingya yang berusia 40 tahun di kamp utama Kutupalong, mengatakan 12 kerabat melarikan diri dari pondok beratap terpal di perbukitan untuk berlindung bersamanya. \"Rumah saya sudah penuh sesak. Saya khawatir bagaimana saya akan memberi makan semua orang ini,\" kata Nur, Senin (8/7). Para pejabat mengatakan, sekitar 5.000 warga Rohingya menetap di sebidang tanah tak bertuan di wilayah antara Bangladesh dan Myanmar yang juga dilanda longsor. \"Anak-anak menderita diare dan kami tidak memiliki cukup air minum,\" kata pemimpin kamp, Dil Mohammad. Sebelumnya, pada tahun 2017 badai muson menewaskan 170 orang di kamp pengungsi. Hingga akhirnya, badan pengungsi PBB memindahkan 30.000 warga Rohingya keluar dari daerah-daerah yang dianggap berisiko tinggi tanah longsor dan banjir. Sekitar 740.000 warga Rohingya melarikan diri dari pembantaian militer di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang didominasi Buddha pada Agustus 2017. Mereka bergabung dengan sekitar 200.000 warga lain yang sudah tinggal di kamp-kamp di seberang perbatasan. (der/afp/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: