Bawa Masalah Kekeringan ke Pusat

Bawa Masalah Kekeringan ke Pusat

MAJALENGKA - Bupati Karna Sobahi mengakui wilayah utara Majalengka kesulitan mendapatkan pasokan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Pemerintahannya sudah melaporkan rincian dampak musibah kekeringan yang mengancam wilayah Majalengka. Bahkan laporan tersebut secara rinci dilakukan hingga per blok. \"Hari ini (kemarin, red) dua dinas terkait yakni Dinas Perumahan dan Permukiman Sumber Daya Air (PPSDA) dan Dinas Pertanian menggelar rapat di pusat terkait kekeringan yang melanda sejumlah daerah termasuk kabupaten Majalengka. Rapat tersebut untuk mengantisipasi serta mencari solusi,\" tegas Karna usai menghadiri kegiatan TP PKK di Graha Sindangkasih, Rabu (10/7). Orang nomor satu di Kabupaten Majalengka ini mengaku pemerintah kesulitan untuk mendapatkan ketersediaan air untuk lahan pertanian. Irigasi sehebat apa pun, lanjut dia, jika tidak ada sumber airnya maka tidak bakal optimal. Sementara sungai yang diandalkan dari Jatigede tidak bisa mampu memberikan solusi pasti. Kekeringan di Kota Angin juga dirasakan kabupaten Indramayu yang juga mengandalkan ketersediaan air dari wilayah Majalengka. Karna menawarkan kepada petani agar memanfaatkan sumur pantek atau sumur bor. \"Embung juga tidak bisa diandalkan akibat kering kerontang. Tingkat kesulitan mendapatkan sumber air di wilayah Majalengka sangat luar biasa. Kondisi baik irigasi maupun sungai sudah tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya,\" papar Karna. Berbeda dengan wilayah selatan Majalengka. Karna menunggu hasil laporan dari dua dinas terkait. Terutama mengenai ketersediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga agar tidak sulit didapat. Pemda Majalengka mengupayakan agar kebutuhan air bersih rumah tangga selalu tersedia dan terus bertahan. \"Kami juga sudah meminta PDAM agar lebih siap manakala ada permohonan bantuan dropping air bersih. Sekarang ini ketersediaan air rumah tangga masih tergolong aman,\" klaimnya. Sementara itu, Kepala Desa Lojikobong Eman menambahkan sumur bor tidak bisa dimanfaatkan karena minim sumber air. Pihaknya meminta giliran kepada mitra cai untuk memenuhi cakupan air ke areal lahan pertanian di wilayahnya. \"Ya kalau ada tentu petani memanfaatkan. Tetapi kalau mencari sumber mata air disetiap titik tidak ada, maka harus bagaimana lagi. Satu-satunya cara yaitu mendapatkan giliran air dari hulu sungai. Tetapi sampai saat ini belum juga terwujud,\" jelasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: