Mengira Eti Sudah Dieksekusi Mati, Keluarga Sempat Gelar Pernah Tahlilan

Mengira Eti Sudah Dieksekusi Mati, Keluarga Sempat Gelar Pernah Tahlilan

MAJALENGKA-Hampir 11 tahun lamanya Eti Ruhaeti berpisah dari keluarganya di Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka. Informasi pun serba terbatas, termasuk soal hukuman mati dan eksekusi atas Eti di Arab Saudi. Informasi yang simpang siur itu datang tahun 2001. Saat itu dikabarkan Eti sudah dieksekusi mati setelah dituduh meracuni majikannya. Pihak keluarga akhirnya menggelar tahlilan 7 hari hingga 40 hari kematian. Tapi, mereka kaget setelah rekan Eti dari Tasikmalaya berkunjung ke Cidadap dan menyatakan Eti masih hidup. “Tapi keluarga tetap waswas. Karena kan hukumannya hukuman mati. Kami pihak keluarga terus menaruh harapan agar Eti bisa bebas, mendapat ampunan dari keluarga majikannya,” ungkap Engkoy (56), kakak kandung Eti saat ditemui Radar Majalengka di rumah mereka, 2018 silam. Sementara Jumat (12/7), suami Engkoy, Misnan mengaku pihak keluarga belum menerima informasi resmi terkait bebasnya Eti dari hukuman mati. Keluarga baru mengetahui kabar tersebut ketika wartawan dan pihak pemcam dan pemdes datang ke rumah mereka dan memberikan informasi ini. Oleh karena itu, pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan semua pihak yang telah membantu pembebasan Eti dari hukuman mati. “Terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan semua pihak yang telah membantu Eti. Kami keluarga di sini sangat bahagia,” kata Misnan. Dia juga bercerita bahwa selama di Arab Saudi, Eti baru dua kali mengirimkan uang ke suaminya bernama Kemon yang sekarang sudah meninggal dunia. “Eti sendiri tidak punya anak, hanya anak angkat dari usia 1,5 tahun. Sekarang 23 tahun bernama Didin Rosidin dan mau nikah bulan depan. Semoga ketika pernikahan anaknya, Eti sudah pulang ke Indonesia,” harapnya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: