Warga Argasunya Antre Air sejak Dini Hari

Warga Argasunya Antre Air sejak Dini Hari

CIREBON - Beberapa titik di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, sudah mulai terdampak kekeringan hingga kekurangan air bersih. Menurut Ketua RW 08 Kopi Luhur Suharja, hampir setiap harinya, pada dini hari, warga sudah mengantre untuk mengambil air dari sumur yang debitnya semakin menyusut. “Kalau sekarang, warga masih mengandalkan air sumur. Tapi air sumurnya sudah tidak memadai. artinya sudah sejak jam 1 malam, warga sudah nunggu giliran. Ya intinya buat kebutuhan sehari-hari,” kata Suharja kepada Radar Cirebon. Di wilayah Kopiluhur, Cadasngampar, Kedung Jumbleng dan Karanganyar, kekeringan terjadi hampir setiap tahun. Kekeringan seolah menjadi rutinitas setiap kali kemarau datang. Kondisi tersebut sudah dialami warga sejak puluhan tahun lalu. Di Kelurahan Argasunya, jaringan air bersih Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Kota Cirebon juga belum sepenuhnya menjangkau rumah warga. Hal itu karena wilayah Argasunya didominasi oleh kawasan dataran tinggi. Sehingga, distribusi air menjadi tidak maksimal. Sementara itu, khusus yang terjadi di wilayah RW 05 Kedung Krisik Utara yang topografinya relatif lebih datar, kekeringan lebih banyak disebabkan oleh kerusakan pada pipa distribusi dari sumur Artesis. Kondisi itu sudah terjadi sejak dua tahunan lalu. Padahal, keberadaan sumur Artesis tersebut begitu penting untuk pemenuhan kebutuhan warga. Atas kondisi tersebut, Anggota DPRD Kota Cirebon, Een Rusmiati mengaku sudah berkali kali meminta kepada Dinas PUPR untuk mengambil tindakan. Diakuinya, pemerintah juga sudah melakukan upaya distribusi air bersih dengan menggunakan mobil tangki. Namun, karena air bersih merupakan kebutuhan sehari hari, solusi tersebut tidak bisa dilakukan setiap saat. Een meminta agar untuk Dinas PUPR segera menambah sumur artesis di beberapa titik sebagai solusi jangka panjang. Sebelumnya, untuk tahun 2018, DPRD sudah menganggarkan untuk program penambahan sebanyak 8 titik sumur artesis. Tapi sampai sekarang, Een melihat belum dilakukan secara optimal. “Jangan sampai yang sudah dianggarkan, malah justru dialihkan untuk program lainya. masalah air bersih dan infrastruktur harus menjadi prioritas di wilayah Cirebon selatan,” jelas Een. Selain itu, untuk masalah yang terjadi di RW 05 Kedung Krisik Utara, Een berharap pemerintah membantu untuk menganggarkan perbaikan jaringan pipa yang rusak. Meskipun sumur artesis dikelola oleh swadaya masyarakat, tetapi akibat kerusakan itu, warga tidak bisa mendapatkan air bersih. “Kalau di RW 05 kan sebenarnya sudah dibangun. Tapi pemeliharaanya aja yang kurang baik. Tapi kembali lagi itu kan kebutuhan masyarakat sehari hari. Kalau memang pemeliharaanya harus dianggarkan ya dianggarkan,” pungkasnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: