Minimnya Hijab di Kota Wali

Minimnya Hijab di Kota Wali

Oleh: Hafidzoh   JULUKAN untuk Cirebon sebagai Kota Wali sepertinya semakin memudar. Jelas saja, karena masyarakatnya sudah banyak yang menyimpang dari ajaran agama. Padahal Cirebon adalah satu kota yang menjadi tujuan para peziarah, karena di Cirebon terdapat salah satu makam dari Wali Sanga, yaitu Sunan Gunung Jati. Sebagai salah satu kota yang banyak didatangi oleh peziarah, seharusnya masyarakat Cirebonnya sendiri malu, karena tidak berusaha menunjukkan bahwa daerah atau kota yang ditempati ini adalah Kota Wali. Wali sendiri memiliki makna atau sebutan untuk penyebar agama dan dianggap sebagai orang soleh. Coba kita tengok fenomena wanita yang ada di kota ataupun daerah Cirebon ini. Sudah mencerminkan Kota Wali atau belum? Tentu banyak sekali yang berpendapat bahwa belum sama sekali, atau memang sudah berubah karena kemajuan zaman yang sangat pesat. Jika dilihat dari segi berpakaian wanita-wanita muslim yang ada di Cirebon ini sangat menyedihkan. Karena apa? Karena mereka tetap menggunakan jilbab tetapi “telanjang”. Akibat doktrin dari orang-orang yang membenci Islam, mereka tidak malu kerika harus berjalan dengan jilbabnya tetapi menampakkan sebagian dari lekuk tubuhnya. Pada era ini, mereka (orang-orang yang tidak suka dengan Islam) meracuni para muslimah dengan cara berpakaian yang tidak syar’i. Pada akhirnya para wanita muslim menganggap bahwa berpakaian seperti apapun yang penting memakai jilbab dan memenuhi tuntunan ajaran Islam. Tidak peduli ketika mereka memakai celana ketat atau yang sedang mode yaitu memakai celana jeans. Untuk menjadi seorang wanita yang solehah tidak memiliki banyak syarat. Hanya perlu 2 syarat, yaitu taat kepada Allah dan Rosul-Nya, dan taat kepada suami. Bukti seorang wanita untuk taat kepada Allah salah satunya adalah menutup aurat. Aurat pada wanita meliputi seluruh bagian tubuh kecuali telapak tangan dan wajahnya. Allah SWT sendiri yang mengharuskan kaum wanita untuk menutup aurat melalui surat cinta-Nya, diantaranya terdapat pada QS.An-Nuur:31 yang memiliki arti “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah meraka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Terdapat pula pada QS.Al-Ahzab:59 yang memiliki arti “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ada alasan untuk tidak menggunakan jilbab? Banyak! Karena memakai jilbab itu tidak cantiklah, tidak modernlah, ketinggalan zamanlah, tidak gaullah, dan sejuta alasan lainnya. Perlu kita sadari, bahwa menutup aurat itu untuk melindungi diri dari hal-hal yang buruk atau yang tidak diinginkan. Lihat saja di sekitar kita, keluarga kita, teman-teman kita yang lebih memilih fashion atau tidak berjilbab dan tidak menutup auratnya, sehingga perintah yang ada di dalam Al-Qur’an sendiri diabaikan. Sangat disayangkan sekali bagi mereka yang sebagian besar seorang muslim, khususnya di daerah Cirebon yang disebut sebagai Kota Wali. Di sisi lain, realitanya banyak sekali tindak kejahatan yang terjadi pada kaum wanita  diantaranya mengarah kepada pelecehan seksual. Sebetulnya, kejahatan tersebut bukan datang dari orang lain, melainkan datang dari diri sendiri. Andai saja jika kita dapat berintrospeksi diri dan melihat sekitar kita. InsyaAllah kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika syaithan gagal membuat para muslimah melepas hijabnya, maka syaithan membisiki muslimah untuk berhijab yang menyimpang dari tuntunan syariat. Jadilah seperti sekarang ini, para muslimah memakai jilbab yang modern supaya tetap gaul menurut mereka. Seperti apa hijab yang syar’i itu? Seperti yang tertulis dalam Al-Quran, yaitu menutup semua auratnya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Saat ini memang sebagian besar wanita sudah menggunakan jilbabnya. Tetapi apakah sudah memenuhi syariat? Ketahuilah, bahwa ada ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnya. Rosulullah saw bersabda : “Para wanita yang berpakaian telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim) Adapun syarat taat kepada suami adalah diantaranya, pada firman Allah pada QS.An-Nisaa’:34 yang artinya: “Sebab itu wanita yang sholeh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” dan   dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk syurga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya). Subhanallah, itulah jaminan dari Rasulullah, masuk syurga! Karena suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Karena keridhoan suami menjadi keridhoan Allah. Yuk! Kita taati suami kita. Untuk para wanita yang belum menikah, pasti sayang kan terhadap ayah kita? Kita tidak mau bukan ayah kita terseret ke dalam neraka? Jangan hanya berpikir memakai hijab setelah menikah karena ingin menyelamatkan suami saja. Selamatkan juga ayah kita, karena selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah pula ayahnya itu hampir ke neraka. Bagi para laki-laki yang sudah memiliki istri dan memiliki anak perempuan, perintahkan mereka seperti apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Sesungguhnya perintah yang baik adalah yang datang dari Allah swt. “Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS:Al-Ahzab:36) Dari hal yang paling kecil jika terus-menerus dilakukan dengan istiqomah atau konsisten terhadap perintah Allah swt. Insyaallah, Allah akan membantu untuk menguatkan dan meluruskan niat dan perilaku hamba-Nya. Jadikanlah Kota Cirebon ini sebagai Kota Wali yang sebenar-benarnya. Agar tidak dipandang sebelah mata oleh peziarah yang datang dari kota-kota besar lainnnya. Buatlah perubahan yang bisa diikuti oleh orang lain. Senang bukan ketika ada peziarah yang datang dan melihat masyarakatnya yang mencerminkan julukan kotanya yaitu Kota Wali, dengan sendirinya mereka mencontohkan kita. Bangun kembali kota kebanggaan kita yaitu Cirebon Kota Wali. Disini penulis tidak bermaksud untuk menggurui, hanya ingin berbagi ilmu dan mengajak kepada yang benar yang sudah Allah perintahkan. Meski menyadari belum sepenuhnya baik di mata Allah, namun apa salahnya kita sama-sama berubah menjadi lebih baik di mata Allah. Cantik di mata Allah lebih indah daripada cantik di mata manusia. Buatlah bidadari surga cemburu karena wanita solehah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada suaminya. Yuk kita berlomba-lomba dalam kebaikan! (*)   *Penulis, Mahasiswa Unswagati Semester IV, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: