Masalah Kekeringan Menahun di Argasunya, Sumur Artesis Sudah Dianggarkan di APBN

Masalah Kekeringan Menahun di Argasunya, Sumur Artesis Sudah Dianggarkan di APBN

CIREBON-Masalah kekeringan yang menimpa ribuan warga di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, tidak bisa diselesaikan dengan solusi sementara. Kiriman air bersih hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam beberapa hari saja. Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon rutin melakukan pengiriman setiap Selasa dan Jumat. Namun, dropping air tidak mencukupi karena kebutuhan per hari yang mencapai 78.900 liter air. Sedangkan sumur artesis yang dibangun pemerintah, jumlahnya sedikit dan tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih semua warga. Kemampuan dana dari warga untuk membuat sumur pun terbatas. Anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon Een Rusmiati kembali mempertanyakan anggaran yang sudah disisihkan legislatif ke Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR). “Kita sudah masukan pembuatan 8 sumur artesis sudah dianggarkan tahun lalu,” katanya. Atas informasi ini, Radar Cirebon menghubungi Sekretaris DPUPR Kota Cirebon H Irawan Wahyono SPd MPd untuk mencari tahu kabar dari anggaran 8 sumur artesis tersebut. Irawan yang baru saja didefinitifkan menjadi sekdis mengakui, pembuatan sumur artesis ini memang sudah dianggarkan. Tetapi, bukan di APBD Kota Cirebon. Melainkan dari pemerintah pusat. \"Iya sudah dianggarkan APBN tahun ini, dari kementerian (Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat/Kemen-PUPR,\" ujarnya. Disebutkannya anggaran APBN ini bernilai Rp1,7 miliar tersebut dialokasikam untuk membuat 8 sumur artesis. Saat ini, progress-nya  memasuki proses lelang tahap akhir yakni untuk mendapatkan penetapan pemenang lelang, paling tidak minggu depan bisa selesai. Setelah penetapan pemenang lelang, nantinya dibuat surat perintah kerta (SPK). Barulah setelah itu kontraktor bisa bekerja. Pihaknya akan belum mengetahui berapa lama pelaksanaan pekerjaan ini. Tapi yang jelas, bila sudah menerima dokumennya pihaknya akan melakukan pengawasan agar sesuai spek dan tepat waktu. \"Kebutuhan air di Argasunya sudah sangat mendesak, kami selalu memantau perkembangan lelang. Kami akan mempercepat semua persyaratan administrasi lainnya. Kalau sudah ada pemenang langsung dikerjakan,” tuturnya. Seperti diketahui, dari observasi koran ini, sedikitnya terdapat 800 warga yang kesulitan air bersih di Kelurahan Argasunya. Sementara dari kalkulasi kebutuhan air per hari, sedikitnya diperlukan 78.900 liter. Lantaran defisit sumber air, warga  terpaksa harus membatasi penggunaan dan bergiliran. Namun bila mengacu pada standar Pola Konsumsi dan Kebutuhan Pokok Minimal Nasional Ditjen Pekerjaan Umum, setiap orang setidaknya butuh 144 liter per hari. Dengan warga terdampak 800 orang, setidaknya dibutuhkan 115 ribu liter/hari. Dari data Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon, empat RW yang rawan kekurangan air bersih yakni, RT 05 RW 04 Surapandan dengan  kebutuhan air sekitar 12.900 liter per hari, RT 01 RW 07 Sumur Wuni dengan kebutuhan air sekitar 9 ribu liter per hari, RT 05 RW 08 Kopi Luhur dengan kebutuhan air sekitar 12 ribu liter per hari, RT 02 RT 03 RW 09 Cibogo dengan kebutuhan air sekitar 15 ribu liter per hari. Di wilayah Kopi Luhur, Cadas Ngampar, Kedung Jumbleng dan Kedung Mendeng, kekeringan sudah terjadi hampir setiap tahun. Kekeringan seolah menjadi rutinitas setiap musim kemarau datang. Topografi wilayah argasunya itu memang rata rata berupa dataran tinggi. Sehingga, untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengebor sumur yang cukup dalam. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: