Grace Samboh Berbagi Ilmu di JAF

Grace Samboh Berbagi Ilmu di JAF

MAJALENGKA- Jatiwangi Art Factory (JAF)  Desa  Jatisura  Kecamatan  Jatiwangi  tak henti kedatangan orang hebat yang memberikan ilmu dan pengalaman berbagai hal terutama seni dan budaya.  Seperti pada Selasa (13/7) hadir tokoh perupa, Grace Samboh  memberikan wawasan dan diskusi tentang seni rupa berthema  teori seni rupa kita. Disebutkan Grace Samboh , seni lukis mulai bangkit di Indonesia  sejak  zaman Jepang  dan kemerdekaan perupa meproklamirkan keberadaannya  setelah kemerdekaan. Direktur JAF Arief Yudi mengungkapkan,  selain Grace Samboh yang datang ke galerynya juga Sigrid Espelien tertarik untuk bertukar pengetahuan seputar cara membuat keramik di Jatiwangi. Disebutkan selama residensinya di Jatiwangi, ia sudah mencoba mengolah tanah yang ada di sekitar Jatiwangi untuk prosesnya membuat produk, yang nantinya akan menjadi salah satu dari diversifikasi produk selain genteng. Kemudian hasil dari diversifikasi produk tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga Kabupaten Majalengka. Khususnya para pegiat genteng. Kali ini ia membagikan teknik membuat keramik yang dipakai di Oslo, Norwegia dengan cara mencetaknya memakai cetakan plaster.  “Bagi yang tertarik mengikuti workshop ini dapat hubungi nomor berikut bisa menghubungi 0812-8787-4113 (Ahmad Thian). Acara ini gratis, dan terbuka untuk umum,” ujarnya. Tapi sebelumnya,   JAF  punya program ini Museum Tanah Masa Depan dengan diisi Lokakarya “Modul Tanah Masa Depan” pada Jumat (19/7)  yang  akan ditandai dengan peletakan batu pertama Museum Wakare oleh Wakil Bupati Tarsono  D Madiana. Dibeberkan Aris, Februari lalu yang dilakukan oleh program Studi Arsitektur–Universitas Pelita Harapan dan Badan Kajian Pertanahan menghasilkan sebuah desain museum sejarah warga Kampung Wates. Museumyang dinamakan Museum Wakare, menggunakan terakota sebagai  material utamanya dan akan menerapkan beberapa teknik arsitektur  tanah hasil studi mahasiswa UPH di India. Keseluruhan proses pembangunan akan memakan waktu kurang lebih 10 hari dan dibangun bersama-sama oleh warga Kampung Wates dan mahasisw arsitektur UPH. Wakil Bupati Majalengka akan meletakkan batu pertama di Museum Wakare yang sekaligus merupakan bangunan pertama yang berdiri sebagai hasil dari konsep Kota-Terakota. Museum ini merupakan salah satu karya di  Indonesian Contemporary Ceramic Biennale (ICCB) 2019. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: