SMK Harus Buktikan Alumninya Siap Bekerja

SMK Harus Buktikan Alumninya Siap Bekerja

CIREBON-Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan mengevaluasi keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Jawa Barat. Pasalnya, secara statistik SMK menjadi penyumbang pengangguran terbesar di provinsi ini. Menanggapi hal tersebut. Kepala sekolah SMK Bina Insan Mandiri (Bima) Suripto Spd menyayangkan bila pemerintah benar-benar membubarkan SMK. Karena itu akan berdampak pada keberlangsungan tenaga pendidik dan kependidikan. Suripto menganggap, ucapan Kang Emil tersebut merupakan kritik terhadap dunia pendidikan yang harus disikapi dengan positif. SMK harus mampu menciptakan produk lulusan yang siap bekerja. “Kritik ini juga semestinya menyangkut stake holder lain. Misalnya perusahaan yang menciptakan lapangan tenaga kerja. Termasuk juga bagaimana pemerintah menciptakan wirausaha yang banyak sehingga tercipta lapangan kerja yang bisa menyerap para lulusan SMK,” katanya. Selama ini, lulusan SMK dibantu dengan adanya Bursa Khusus Kerja (BKK). BKK berperan menjembatani lulusan SMK dengan dunia industri sesuai dengan minat dan bakatnya. Dari 31 SMK di Kota Cirebon, 17 diantaranya memiliki BKK sendiri. Meski begitu, menilik data yang dikeluarkan oleh BPS, diakuinya masih banyak lulusan SMK yang menganggur. Hal itu, kata Suripto tidak terlepas dari jumlah lulusan SMK yang kini lebih banyak dibandingkan lulusan di jenjang lainya. “Sekarang dibandingkan dengan jumlah lulusan SMA, jumlah lulusan SMK itu lebih banyak. jadi wajar saja kalau secara persentase, jumlahnya lebih besar,” lanjutnya Seperti dikatakan oleh Emil, keberadaan SMK harus sesuai dengan kebijakan arah ekonomi baru seperti ekonomi digital dan sejenisnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari perkembangan teknologi digital yang sangat cepat. Masalahnya, tidak semua SMK memiliki  keuangan yang mapan dalam menghadirkan sarana pendukungnya. Apalagi SMK swasta kecil, tentu bakal menghadirkan peralatan yang modern. Tetapi, tidak menutup kemungkinan sekolah sekolah kecil juga memiliki inovasi. Terlebih dengan menghadirkan jurusan atau ekstrakurikuler yang menekankan keterampilan di dunia digital. Seperti menciptakan produk digital, memasarkan produk secara digital hingga mengaplikasikan pekerjaan secara digital. “Yang terpenting, harus bisa mengimbangi dengan zaman. Dan itu yang sudah banyak kita lakukan,” katanya. Di tempat terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri SMK Gracika Cirebon Bambang Setiawan menyebutkan, sebenarnya tidak ada masalah yang berarti. Karena selama ini hampir semua lulusan, banyak yang telah diterima di dunia kerja. “Setiap bulan output lulusan SMK, yang bekerja berapa, itu kita update,” tuturnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: