DPPKBPPPA Sebut di Kabupaten Cirebon Banyak Kekerasan pada Anak Mayoritas Pencabulan

DPPKBPPPA Sebut di Kabupaten Cirebon Banyak Kekerasan pada Anak Mayoritas Pencabulan

CIREBON-Angka kekerasan kepada anak di Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Dan, dari sekian banyak kasus kekerasan itu, mayoritas kasus pencabulan. Data itu disampaikan oleh Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Cirebon Hj Wiwin Winarni MSi. Dia mengatakan, hingga Juli ini sudah 15 kasus kekerasan kepada anak di Kabupaten Cirebon. Dan, lanjut Wiwin, diprediksi masih banyak lagi yang belum dilaporkan pada pihaknya. “15 kasus ini yang dilaporkan kepada kami. Bisa saja ada yang belum dilaporkan. Jadi bisa lebih dari 15 kasus. Karena mungkin keterbatasan informasi atau malu untuk melapor,” tuturnya. Dengan adanya 15 kasus kekerasan kepada anak di bulan Juli ini, dia mengatakan ini meningkatkan dibandingkan  tahun sebelumnya. “Pada tahun 2018 selama satu tahun itu ada 28 kasus dengan 45 persen kasus pencabulan. Sekarang baru bulan Juli sudah 15 kasus. Kita ingin sih tetap segitu, tidak muncul lagi atau tidak bertambah lagi,” harapnya. Sementara ini, dari 15 kasus kekerasan pada anak, dia mengatakan didominasi kasus pencabulan kepada anak. “Nah 60 persennya masalah pencabulan. Memang pencabulan ini masih mendominasi kasus kekerasan kepada anak dibandingkan dengan kasus lainnya,” terangnya. Yang sangat mencengangkan, menurut Wiwin, pelaku pencabulan mayoritas dilakukan oleh orang terdekat. “Trendnya memang orang terdekat yang melakukannya. Seperti saudara atau lainnya yang merupakan orang terdekat dari korban. Mayoritas juga korban banyak yang diiming-imingi pelaku sehingga pelaku bisa melakukan perbuatan cabulnya,” ujar Wiwin. Pihaknya meminta kepada orang tua agar mengawasi anak sehingga tidak terjadi kasus kekerasan, baik kekerasan seksual maupun kekerasan lainnya. Pengaruh gadget juga cukup besar. Karena itu, Wiwin mengimbau para orang tua membatasi penggunaan gadget pada anak. Pihaknya juga melakukan pendampingan kepada para korban yang melapor pada pihaknya. “Penyembuhannya sangat lama. Kita berikan pendampingan psikolog agar korban bisa segera pulih. Sekali lagi, terus tingkatkan kewaspadaan. Orang tua harus berikan perhatian khusus pada anak,” pungkasnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: