Hadapi Revolusi Industri 4.0, Ubah Pola Pembelajaran

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Ubah Pola Pembelajaran

INDRAMAYU - Dewan Pendikan (Wandik) Kabupaten Indramayu tidak mau ketinggalan guna menghadapi era revolusi industri four point zero (4.0), terutama dalam bidang pendidikan. Salah satu yang harus dipersiapan adalah menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan perkembangan saat ini. Hal itu terungkap dalam rapat pleno yang dipimpin Ketua Wandik Suhaeli didampingi sekretaris Ojo Suharja, di Kantor Wandik, Sabtu (27/7). Tampak hadir dalam rapat pleno anggota Wandik Adun Sastra, Candra, Pendi, Mahfudz dan Dahlan. “Perbaikan sumber daya manusia (SDM) menjadi dasar yang harus menjadi perhatian apabila ingin maju. Terlebih saat ini kita  tengah menghadapi era revolusi industri 4.0 dengan tingkat persaingan yang semakin ketat,” ujar Suheli. Suhaeli menjelaskan, revolusi industri 4.0 merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom asal Jerman, Profesor Klaus Schwab. Dalam bukunya, lanjut Suhaeli, mengungkapkan, ada empat poin revolusi industri yang setiap tahapannya dapat mengubah hidup dan cara kerja manusia. Revolusi industri 4.0 sendiri, sebutnya, merupakan tahap terakhir dalam konsep ini setelah tahapan pada abad ke-18, ke-20, dan awal 1970. Tahun 2018, katanya, disebut sebagai awal revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical. Kini, sambungnya, berbagai industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konekvitas manusia, mesin, dan data yang lebih dikenal dengan nama Internet of Things. “Kalau kita tidak menyiapkan SDM mulai sekarang, maka akan tertinggal jauh dengan negara lainnya. Metode pembalajaran ini harus kita selaraskan dengan era revolusi industri saat ini,” terang mantan kadisdik Indramayu ini. Menurutnya, yang perlu disiapkan dalam menghadapi era industri adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak muda saat ini yang sangat fudamental. Selanjutnya, meningkatkan peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Kemudian yang terakhir adalah pengembangan  kemampuan institusi pendidikan tinggi untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini. “Model pemebelajaran ini harus diselaraskan dengan kebutuhan industri yang ada. Ini yang perlu diperhatikan dalam dunia pembelajaran,” terangnya. Hal senada diungkapkan Mahfudz. Ia menegaskan, pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan metode pembelajaran yang ada di Indonesia saat ini. Fasilitas yang sesuai kebutuhan peserta didik merupakan hal wajib untuk disediakan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan teknologi yang mumpuni. “Yang jelas pemerintah harus berada di garda paling depan dalam menghadapi era revolusi industri,” terangnya. (dun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: