Harga Gabah Kering Relatif Stabil

Harga Gabah Kering Relatif Stabil

CIREBON- Musim kemarau rupanya belum mampu mengatrol harga gabah kering. Meskipun terjadi kenaikan, namun belum seperti yang diharapkan oleh petani. Saat ini, harga gabah kering berada di angka Rp4.500/kg. Angka tersebut hanya bertambah sekitar Rp300 dari harga sebelumnya yang berkisar di angka Rp4.200. Angka tersebut jelas bukanlah yang diharapkan oleh petani. Terlebih, saat ini para petani butuh biaya ekstra untuk menyuplai pasokan air untuk sawah para petani. Salah seorang petani yang ditemui Radar CIrebon di Desa Babakan, Suwanto mengatakan, musim kemarau yang terjadi tahun ini, meskipun belum begitu ekstrem, namun cukup merepotkan dan membuat khawatir. Pasalnya, para petani di wilayah tersebut kesulitan memperoleh air untuk pertanian. “Kalau harga masih stabil. Tidak murah, tapi tidak juga naik. Perkilogramnya sekitar Rp4.500. Kalau secara itung-itung harga gabah keringnya harus naik. Karena kita juga harus mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra untuk pengairan lahan pertanian. Paling tidak, harus di atas Rp5.000 perkilogramnya,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abubakar menuturkan, harga gabah kering saat ini berkisar di angka Rp4.500 perkilogram. Tidak melonjaknya harga gabah kering, menurut Tasrip, dikarenakan ada beberapa wilayah yang merupakan lumbung padi yang juga melakukan panen. “Indramayu dan Majalengka juga panen. Ini kenapa harganya sulit untuk naik. Karena pasokan cukup banyak. Saat ini, perkilogramnya masih Rp4.500. Tapi kemungkinan untuk naik lagi masih terbuka, seiring belum seluruh wilayah yang melakukan penen,” imbuhnya. Meski di musim kemarau, sejumlah lahan pertanian yang sudah terintegrasi dengan saluran irigasi serta memiliki sumur pantek, tetap melaksanakan tanam. Saat ini, ada sekitar 20.000 hektar lahan pertanian yang baru ditanami dan diperkirakan baru akan panen pada bulan Oktober 2019 mendatang. “Yang baru tanam umurnya antara seminggu sampai satu bulan. Itu ada sekitar 20.000 hektar. Itu untuk panen Oktober, sementara yang umur satu bulan sampai dua bulan sekitar 10.000 hektar,” jelasnya. Tasrip pun memperkirakan jika harga gabah kering beberapa waktu ke depan akan mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal tersebut, menurutnya, karena meningkatnya biaya produksi karena musim kemarau yang terjadi membuat petani kesulitan air untuk pengairan lahan pertanian. “Saya prediksi nanti bisa di atas Rp5.000 perkilogramnya,” ungkapnya. Di akhir pembiacaraan, Tasrip meminta agar pihak terkait terus membantu dan memperhatikan petani agar hasil yang diraih bisa maksimal. Terlebih, terkait rencana pengeringan jaringan irigasi yang akan dilakukan pada bulan Agustus mendatang untuk kepentingan perawatan jaringan dan perbaikan. “Kalau saya berharap proses pengeringan diundur sampai selesai panen yang bulan Agustus. Masih ada sekitar 13.000 hakter lahan yang siap panen. Kalau dikeringkan sebelum panen, khawatir berdampak. Kalau bisa diundur pengeringannya. Minimal, 15 hari dari jadwal sebelumnya atau selesai panen di bulan Agustus,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: