Hati-hati! Reklame di Jl Cipto Mangunkusumo Bengkok

Hati-hati! Reklame di Jl Cipto Mangunkusumo Bengkok

CIREBON-Angin kencang yang mendera Kota Cirebon, dikhawatirkan dapat menyebabkan pohon dan reklame tumbang. Dalam dua hari terakhir, angin kumbang yang kecepatan maksimalnya dapat mencapai 56 kilometer/jam, sudah membuat satu pohon tumbang dan konstruksi reklame di Jl Cipto Mangunkusumo bengkok. Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon Ir H Watid Sahriar  meminta pemerintah kota dan perusahaan advertising melakukan pencegahan. Persoalan reklame roboh  akibat angin kencang bagian dari force majeure yang bisa saja terjadi. “Memang konstruksi reklame yang dibangun sudah didesain menahan beban maksimal. Perhitungan konstruksinya sudah memenuhi. Tapi apa salahnya dicek ulang,” ujarnya. Lantaran dipasang di luar ruang, Watid mengkawatirkan ada korosif pada konstruksi reklame. Selain peran aktif dari pemilik reklame, regulator juga perlu turut memeriksa. “Saya pernah melihat ada kejadian reklame ambruk  dan itu biasanya faktor karat. Baiknya kita sediya payung sebelum hujan,” katanya. Dalam catatan Radar Cirebon, setiap musim angin kumbang selalu ada laporan reklame yang mengalami kerusakan konstruksi. Tahun lalu, dua reklame di Jl Perjuangan terdampak angin kencang. Persisnya di persimpangan Perumahan Griya Sunyaragi Permai (GSP), di mana satu unit reklame melintir karena tak kuat menahan tekanan angin. Kondisi serupa juga terjadi pada reklame di depan STF YPIB. Yang terbaru, Senin (5/8) reklame di median Jl Cipto Mangunkusumo miring karena konstruksinya tak dapat menahan beban karena angin kencang.  Untuk aspek mitigasi, Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengaku sudah menurunkan tim tehnis untuk mengecek konstruksi baliho. Ketika saat dicek secara teknis tidak layak, bisa diturunkan. Tetapi bisa juga diperbaiki dan diperkuat konstruksinya. “Kita hari ini sudah menurunkan tim. Tim PAD 1 sudah cek ke lapangan,” kata Gus Mul –sapaan akrabnya- saat ditemui usai Rapat Paripurna DPRD. Tidak hanya itu, sambung Gus Mul, BKD akan mengundang perusahaan advertising tentang baliho yang rawan. Ke depan, Pemerintah Kota Cirebon juga akan melakukan penataan baliho di Jl Cipto Mangunkusumo. Saat dilakukan pelebaran, papan iklan di sepanjang median jalan akan dibongkar. Potensi pohon tumbang pada musim angin kumbang semakin tinggi. Bahaya ini selalu mengintai masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan, seperti pengendara motor dan mobil. Selain itu rumah atau perkantoran yang terdapat pohon rindang juga patut waspada. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota CIrebon Wadi SE mengaku, tim DPUPR sudah diturunkan untuk memangkas pohon peneduh. \"Tim kami sudah survei, hampir semua pohon dipinggir jalan harus dipangkas. Banyak yang sudah rapuh dan angin kencang berpotensi tumbang,\" jelasnya. Namun pemangkasan ini, kata Wadi, terkendala anggaran yang tidak mencukupi. Untuk itu pihaknya memutuskan untuk menetapkan prioritas. Selain itu, pihaknya juga memprioritaskan pemangkasan bila ada permintaan dari masyarakat atau instansi yang membutuhkannya. Pihaknya juga mengimbau, agar ada partisipasi dari instansi lainnya untuk melakukan pemangkasan. Tapi tentunya harus dikoordinasikan dahulu, agar tetap aman selama proses tersebut. \"Dalam waktu dekat ini di Jalan Yos Sudarso dan sekitar Lapangan Kebumen, tim kita akan memangkas pohon di sana,\" tandasnya. Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Idzyin menyebutkan, dari analisa BMKG, angin kumbang disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signfikan. Terutama di wilayah utara dan selatan garis ekuator. Pengaruh lainnya juga karena posisi matahari yang berada di utara ekuator. Kedua fenomena ini mendukung terbentuknya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut. Berdasarkan pengukurannya mencapai 997 hPa. Sedangkan di wilayah selatan mulai terbentuk pusat tekanan tinggi sekitar1035 hPa. Dari perbedaan tekanan di atas, nilainya cukup signifikan, dan ini berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan, termasuk wilayah III Cirebon. Dan dekat dengan pusat tekanan tinggi yang berada di daratan Australia. \"Faktor lain yang menjadikan angin kencang adalah faktor lokal. Gunung Ciremai membuat aliran atau hembusan angin makin kencang, ini yang biasa disebut Angin Kumbang,\" jelasnya. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran BMKG Kertajati, kecepatan angin umumnya dari arah tenggara hingga selatan, kecepatan rata-rata maksimum mencapai 47 km/jam. Dan khusus wilayah III Cirebon bisa mencapai maksimum 56 km/jam. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: