Kemarau, Debu Batubara di Pelabuhan Kembali Dikeluhkan Warga

Kemarau, Debu Batubara di Pelabuhan Kembali Dikeluhkan Warga

CIREBON–Persoalan debu dari aktivitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Cirebon, timbul tenggelam. Setiap kemarau, warga di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, mengeluhkan dampak debu yang dirasakan di permukiman warga. Kamis (8/8) puluhan warga yang tergabung dalam Forum Panjunan Bersatu (FPB) beramai-ramai menggelar aksi di depan pintu masuk pelabuhan dengan membawa beberapa tuntutan. Ketua Forum Panjunan Bersatu (FPB) Herry Pramono memaparkan apa yang menjadi aspirasi warga. Diantaranya, soal kesehatan. Warga menuntut operator pelabuhan dalam hal ini PT Pelindo II Cirebon serius dalam menangani persoalan debu. “FPB mengaanggap keseriusan PT Pelindo belum diperlihatkan. Penyiraman dan pemasangan jaring tidak berjalan maksimal,” ujar Herry. Dari temuan warga, kata dia, SOP yang ada dilanggar. Pelindo sebagai operator, diantaranya jaring yang dipasang sobek dan tidak terisi air. Sehingga debu tetap terbang keluar dari lingkungan pelabuhan, penyiraman terkesan asal. Setelah sempat berkumpul di pintu pelabuhan, beberapa perwakilan warga melakukan audiensi bersama pihak Pelindo dan PT Pelabuhan Tanjung Priuk (PTP) yang merupakan anak perusahaan Pelindo yang menangani bongkar muat batubara Deputi Hukum Pengendalian Internal PT Pelindo II Cabang Cirebon, Deni Sunjaya menyampaikan, pihaknya terus melakukan upaya penanggulangan debu batubara secara berkelanjutan. Apalagi saat musim kemarau yang disertai dengan angin kencang di pertengahan tahun seperti sekarang ini. “Penanganan debu sudah sesuai standard operation procedure dari kegiatan operasional bongkar muat batubara. Adapun keluhan yang disampaikan, kita tindaklanjuti dengan bermusyawarah,” kata Deni, merespons keluhan warga. General Manager PT  Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Cirebon Udin Mahmudin  menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan debu batubara secara berkelanjutan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kepada lingkungan dan masyarakat. IPC Cirebon, kata Mahmudin,  telah berkomitmen untuk selalu memperhatikan kepentingan sosial atas aktivitas operasionalnya selama ini. Terlebih lagi memasuki musim kemarau yang disertai dengan angin kencang. Sebagai upaya meminimalisasi debu yang timbul dari aktivitas operasional kepelabuhanan, IPC Cirebon bersama dengan otoritas pelabuhan Cirebon (KSOP) telah menyusun SOP dari kegiatan operasional khususnya bongkar/muat batubara di Pelabuhan Cirebon. “Minimalisasi debu kita lakukan dari kapal sandar di Pelabuhan Cirebon sampai truk pengangkut muatan keluar dari area Pelabuhan Cirebon,” jelasnya. Beberapa hal yang dilakukan oleh IPC Cirebon, sambung dia, di antaranya mewajibkan water sprayer terpasang pada setiap excavator yang bekerja. Memasang alat water sprayer pada sisi tongkang yang berfungsi untuk mengurangi potensi debu beterbangan. Kemudian ada inspeksi pada instalasi ramp door dan tarpaulin. Memasang alkon dan sprayer air di dermaga. Mendata angkutan batubara yang masuk ke area Lini I dan Lini II dengan formulir khusus yang diawasi ketat oleh petugas keamanan di Lini I dan II Pelabuhan Cirebon. Inspeksi kelengkapan angkutan batubara, wajib memiliki terpal untuk menutup muatan batubara pada bucket dump truck, wajib membersihkan ceceran batubara di badan dump truck dan lantai dermaga dengan sapu lidi. Pengemudi menggunakan APD lengkap dan tidak merokok, melakukan penyiraman pada angkutan bermuatan batubara yang keluar dari Pelabuhan Cirebon dan memastikan terpal sudah terpasang dengan benar untuk menghindari muatan batubara tercecer di jalanan. Memasang, merawat dan memonitoring fungsi jaring penahan debu yang terpasang di sepanjang Jl Maluku dan Jl Kalimantan (berbatasan langsung dengan Jl Sisingamangaraja) dan Jl Madura (Berbatasan langsung dengan pemukiman warga RW 01 Pesisir). Di samping itu, menurut Mahmudin, Pelindo melakukan upaya mengurangi dampak debu, IPC Cirebon juga secara kontinu menunjukkan peran serta aktifnya dalam program Corporate Social Responsibility (CSR). Bahkan Melalui program CSR, IPC Cirebon telah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat. Bantuan ini merupakan program rutin yang dilaksanakan terus-menerus sebagai bentuk kontribusi perusahaan kepada lingkungan. Pada tahun 2018 dana sebesar Rp445.105.256, telah disalurkan IPC Cirebon melalui program-program CSR mulai dari pengobatan gratis, renovasi rumah ibadah, dana rutilahu, bantuan hewan kurban, sembako gratis, field trip pelajar sd di sekitar pelabuhan, kegiatan memeriahkan HUT RI dan festival nadran. Tidak hanya itu, sepanjang semester I tahun 2019, telah tersalurkan bantuan CSR sebesar Rp573.606.574. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk sarana pendidikan, pasar pangan murah, bantuan perlengkapan masjid, bantuan ke yayasan sosial di Kelurahan Panjunan, santunan anak yatim, Program IPC Berbagi Takjil dan penyerahan sembako gratis. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: