Dua Warga Meninggal Terserang DBD

Dua Warga Meninggal Terserang DBD

CIREBON - Jumlah penderita wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat tajam. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mencatat, dua orang meninggal dunia terserang DBD, 99 orang di antaranya positif.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Hj Enny Suhaeni SKM MKes mengatakan, terhitung dari Januari hingga Februari ini, sudah ada dua orang yang dinyatakan meninggal dunia. Korban berasal dari Kecamatan Plumbon dan Kecamatan Mundu.

\"Kecamatan Plumbon masih tercatat sebagai daerah endemik DBD. Sebab, pada tahun lalu kecamatan tersebut pun menyumbang dua orang korban meninggal dunia,\" kata Enny kepada Radar Cirebon, kemarin (17/2).

Lebih lanjut Enny menyampaikan, korban suspek wabah DBD tersebar di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon. Kasus tertinggi positif DBD berada di Kecamatan Susukanlebak dan Kecamatan Greged, dengan tujuh kasus.

Sementara berdasarkan kelompok usia korban terdampak DBD, paling banyak menjangkiti kelompok umur 15-44 tahun sebanyak 45 persen. Sedangkan untuk usia 5-14 tahun sebanyak 35 persen. Sementara sisanya yaitu menyerang kelompok umur lainnya.

\"Anak-anak dan bayi tergolong rentan terkena wabah DBD. Untuk itu orang tua patut waspada terus memperhatikan kondisi anaknya dan lingkungan sekitar dari sumber penyebaran nyamuk,\" paparnya.

Menurutnya, melihat kondisi itu membuat pemerintah daerah terus pro aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kewaspadaan penyebaran wabah penyakit DBD di Kabupaten Cirebon.

\"Pihak puskesmas pun diimbau untuk pro aktif untuk memantau kesehatan masyarakat dari ancaman wabah DBD,\" terangnya. Selain itu, kata dia, Masyarakat terus dituntut untuk berperilaku hidup bersih dan sehat untuk menangkal penyebaran DBD.

Bila ada masyarakat yang terindikasi terjangkit demam berdarah, segera berobat ke puskesmas terdekat. \"Bila tak tertangani, pasien segera berobat ke dokter. Hal itu untuk menghindari bahaya Dengue Shock Syndrome (DSS) yang menyebabkan syok, bahkan bisa fatal dengan kematian,\" jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama, ada penurunan angka positif DBD.

Hal itu dikarenakan intensitas hujan tahun lalu sangat tinggi, sehingga penyebaran indukan nyamuk aedes aegypti semakin meluas. Menurutnya, indikator kesadaran masyarakat menjaga lingkungan sehat sejalan dengan angka kematian karena wabah DBD.

\"Adanya korban DBD menandakan lingkungan tersebut kurang bersih, sehingga membuat nyamuk leluasa bersarang,\" singkatnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: