PG Sindanglaut Ditutup, Bagaimana Nasib Karyawan?

PG Sindanglaut Ditutup, Bagaimana Nasib Karyawan?

CIREBON - Pabrik Gula (PG) Sindanglaut di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, akhirnya ditutup hingga waktu yang tak ditentukan pada awal tahun ini. Produksi gula dipindahkan ke PG Tersana Baru di Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Perusahaan PT PG Rajawali II, Erwin Yuswanto saat menggelar jumpa pers di kantor PG Rajawali II, Jl DR Wahidin, Kota Cirebon, Selasa (18/2). Menurutnya, dalam 3 tahun terakhir, suplai bahan baku tebu di pabrik gula PT PG Rajawali II mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Kondisi tersebut, menyebabkan pabrik penggilingan tebu tidak optimal dan mengalami kerugian. \"Sejak tahun 2016, kerugian sudah mencapai Rp 430 juta. Tahun 2017 mencapai Rp 1,5 M. Di tahun 2018 meningkat hingga Rp 5,5 M. Dan di tahun 2019 kerugiannya mencapai Rp 1,5 M,\" jelasnya.

Lantas bagaimana nasib karyawan PG Sindanglaut? Erwin menyatakan, akan tetap mengberdayakan karyawan kecuali pegawai kontrak.

Terpisah, gejolak penolakan penutupan PG Sindanglaut bermunculan. Sejumlah pegawai dan karyawan yang terancam dirumahkan menolak rencana penutupan tersebut.

Bahkan petani pun terbelah. Sebagian setuju PG Sindanglaut ditutup, tapi ada juga yang menghendaki PG Sindanglaut tetap buka.

“Kita akan aksi, galang gerakan penolakan penutupan. Kita tidak mau Sindanglaut ditutup. Kami dari perwakilan petani menolak penutupan pabrik Sindanglaut,” kata Mae Azhar, salah seorang petani tebu di area PG Sindanglaut. (rdh/dri/hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: