Antisipasi Aksi Penimbunan BBM, SPBU Dijaga Polisi

Antisipasi Aksi Penimbunan BBM, SPBU Dijaga Polisi

INDRAMAYU – Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sejumlah aparat kepolisian melakukan penjagaan di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Mangga. Petugas yang disiagakan di lokasi tampak melakukan pengawasan terhadap setiap pengendara yang melakukan pengisian bahan bakar. Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono, menjelaskan bahwa Polres Indramayu mulai melakukan penjagaan di seluruh SPBU menjelang kenaikan bahan bakar minyak. Polisi bekerja secara maksimal untuk mencegah terjadinya aksi borong hingga penimbunan BBM yang mungkin terjadi di tengah rencana kenaikan BBM. “Saat ini kami tengah konsentrasi melakukan pengamanan terhadap seluruh SPBU menjelang rencana kenaikkan harga BBM. Pengamanan yang dilakukan untuk menghindari aksi yang tidak diinginkan. Kita semua berharap, siapapun yang menggelar aksi demo menolak kenaikan BBM dapat berlangsung damai,” terangnya, Senin (17/6). Kondisi pelayanan BBM di beberapa SPBU berjalan normal menjelang harga BBM naik. Kenaikan harga BBM bersubsidi dikhawatirkan akan menuai protes dari masyarakat, dan untuk mengantisipasi hal–hal yang tidak diinginkan pihak kepolisian memberikan pelayanan pengamanan 24 jam penuh. Personel yang diterjunkan berjumlah empat orang anggota Polri dan dua orang anggota TNI di masing–masing SPBU. Selain itu, juga dibentuk tim yang berpatroli memantau perkembangan situasi. Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan oleh pemerintah dampaknya sangat memberatkan rakyat. Bahkan rakyat sudah merasakan dampak tersebut, sebelum harga BBM benar-benar naik. Yaitu dengan naiknya sejumlah harga barang kebutuhan pokok. “Memang harga sejumlah barang di pasar sudah naik duluan, padahal harga BBM belum naik. Kalau harga BBM jadi naik pasti harga barang-barang lain juga akan naik lagi,” kata Atik, ibu rumah tangga warga Karangampel. Ia berharap, agar pemerintah memperhatikan dampak kenaikan BBM tersebut, karena tetap saja rakyat kecil yang akan menanggung beban. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi bulan Ramadan dan Idul Fitri. “Kalau bisa sih harga BBM jangan naik, karena kami yang susah,” ungkapnya. Harapan senada juga diungkapkan Abdul Nasir, karyawam swasta. Menurutnya, dampak kenaikan harga BBM akan mengakibatkan ongkos transportasi naik. Hal ini sudah tentu akan menambah beban pengeluaran. Sementara di satu sisi penghasilan masih belum ada kenaikan. Ia mengungkapkan, sebelum ada kenaikan harga BBM, tarif kendaraan umum jenis elf dari Karangampel menuju Cirebon Rp5000. Sementara untuk tarif Indramayu-Cirebon adalah Rp10.000. Dengan adanya kenaikan harga BBM tentunya beban pengeluaran akan membengkak. “Mestinya pemerintah harus lebih hati-hati dalam membuat kebijakan. Apalagi kebijakan yang berpengaruh besar terhadap rakyat,” ujarnya. Rencana kenaikan harga BBM memang banyak mendapat penolakan dari sejumlah eleman masyarakat. Sebelumnya, kaum perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Indramayu, menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM. Mereka bahkan sempat mendatangi DPRD Indramayu, dan menyerahkan spanduk yang berisi tanda tangan masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. (cip/oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: