Sensus Online Terkendala Gaptek

Sensus Online Terkendala Gaptek

LEMAHWUNGKUK – Masih seputar sensus penduduk online (SPO) oleh sejumlah perwakilan warga di Kota Cirebon. Rupa-rupa persoalan untuk mengisi form digital yang disediakan Badan Pusat Statistik (BPS) ini. Gagap teknologi (Gaptek) adalah hal umum yang dialami mereka yang telah berusia lanjut.

Sosialisasi SPO dinilai kurang masif. Tidak menyeluruh diterima warga, lalu mereka bertanya-tanya. Beberapa perwakilan warga, mengaku pernah menerima sosialisasi ini. Namun beberapa, masih ada juga yang awam.

Ketua RW 17 Kriyan Barat di Kelurahan Pegambiran, Bambang Jumantra mengatakan, pihaknya telah menerima sosialisasi oleh BPS di kantor kecamatan sekitar Minggu ke-3 Januari 2020 lalu. Saat itu, imbuh Bambang, BPS memberikan stiker sosialisasi SPO yang kini di tempelkan di rumah-rumah RT. Dengan harapan, RT bisa memahami dan bisa di tularkan kepada warga-warganya untuk ikut berpartisipasi dalam program pemerintah tersebut.

“Saya sudah coba mengisi, cuma kendalanya loading lama jadi muter-muter terus. Mungkin karena koneksi internetnya yang lemot kali,” kata Bambang, kepada Radar Cirebon, Jumat (28/2).

Namun, kendala lain kerap dialami. Jangankan mengedukasi warga, RT sendiri pun banyak yang belum paham. Seperti yang dirasakan Ketua RT 03, masih di RW 17 Kriyan Barat. Dia adalah Muhaidi Saputra (61).

Di usia yang lebih dari setengah abad, Muhaidi mengaku gaptek. Hanya memanfaatkan handphone, untuk mengirim pesan singkat dan mengangkat serta melakukan panggilan telepon. “Gaptek saya mah, nggak ngerti. WhatssApp aja masih belajar,” kata Muhaidi.

Ketua RW 10 Kanoman Utara, Idjadji mengaku, belum mengetahui dan mendapatkan sosialisasi perihal sensus online. Ia hanya mengetahui dari informasi yang beredar di media sosial dan berita di koran serta internet. “Belum ada sosialisasi, tapi sekilas sih tau dari media sosial dan baca berita,” katanya.

Ketua RW 08 Merbabu Asih di Kelurahan Larangan, Agus Supriyono mengatakan, sosialisasi sensus online perlu dilakukan secara masif. Tidak cukup hanya diketahui perwakilan warga melalui RT atau RW. Salah satu caranya bisa dilakukan dengan mengumpulkan kelompok warga di satu forum. Lalu mereka diberikan penjelasan oleh pihak yang kompeten, dan praktek pengisian secara langsung.

“Saya sendiri sudah pernah menerima sosialisasi mengenai itu (sensus online, red) dan sudah melakukan pengisian. Perlu sosialisasi secara masif dengan mengumpulkan warga, agar informasinya lebih terarah dan bisa dipraktekan,” tuturnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: