Dua Warga Jepang Daftar di Ponpes Al-Multazam

Dua Warga Jepang Daftar di Ponpes Al-Multazam

KUNINGAN – Dua warga Jepang bernama Shania Aiko Salma dan Onaga Yukie, ikut mendaftarkan diri secara online untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Multazam Kuningan.

Hal itu terungkap dari pengumuman yang disampaikan pihak pondok terhadap lebih dari 1.000 orang yang telah mendaftar di Ponpes Terpadu Al-Multazam, termasuk dua di antaranya dari Jepang, Minggu (1/3).

Ketua panitia penerimaan santri baru Ponpes Terpadu Almultazam Ustad Yudi Tahjudin SPdI, menyampaikan jumlah pendaftar on7line mencapai lebih dari 1.100 orang untuk jenjang SMPIT dan SMAIT. Yudi yang juga Kanit Adminstrasi Yayasan tersebut juga menjelaskan, kegiatan tes tidak hanya dilaksananakan di Kampus 1 dan Kampus 2, tetapi juga di Jakarta, Bandung, Bengkulu, Batam, Lampung dan Juga Semarang.

“Untuk tes di kampus 1 khusus untuk akhwat baik itu SMP dan SMA, dan untuk kampus 2 khusus untuk Ikhwan baik itu SMP dan SMA. Kita juga membuka wilayah tes diantaranya di Jakarta, Bandung, dan juga di Pulau Jawa di Bengkulu, Batam, Lampung, Medan dan juga di Semarang,” terangnya.

Di tempat yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam KH Adin Nurhaedin Lc, menegaskan tes kemarin merupakan salah satu bentuk penilaian keseriusan dan bukan akhir dari kehidupan peserta, melainkan hanya sebagai salah satu pintu untuk  tholabul ‘ilmi. Disebutkan, dari jumlah pendaftar yang ada, yaknti sekitar 1.100 orang, yang diterima hanya 850 orang, karena berkaitan dengan kuota yang terbatas.

“Dari jumlah itu, tentunya kami tidak bisa terima semuanya karena kuota yang terbatas baik di Al-Multazam sini khusus akhwat dan di Al-Multazam 2 untuk ikhwan, kurang lebih sekitar 840 sampai 850,” sebutnya.

Dalam kesempatan pertemuan dengan Wali Calon Santri, KH Adin juga mengabarkan bahwa ada 2 orang warga Jepang yang ikut tes di Al-Multazam, hanya saja tesnya dilakukan secara Online karena tidak memungkinkan untuk hadir ke Indonesia.

“Di tahun ini ada 2 orang Jepang yang ikut tes di Al-Multazam, Ibunya asli WNI, Warga Negara Indonesia dan ayahnya asli orang Jepang. Hanya karena keterbatasan jarak, maka tesnya online,” tuturnya.

Pihaknya berharap, dengan adanya tes masuk Ponpes Terpadu Al-Multazam bisa menjaring bakat-bakat yang luar biasa dari anak bangsa dan mendapatkan hasil yang terbaik. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: