Anggaran Pemeliharaan Drainase Kota Cirebon Rp 150 Juta, Kebutuhan Rp 2 Miliar

Anggaran Pemeliharaan Drainase Kota Cirebon Rp 150 Juta, Kebutuhan Rp 2 Miliar

SISTEM drainase Kota Cirebon benar-benar diuji kemarin. Hujan dengan intensitas tinggi selama kurang lebih 4 jam, membuat sejumlah kawasan tergenang. Bahkan untuk pertama kalinya Cirebon Super Block (CSB) Mall kebanjiran akibat luapan air dari kawasan Sasan Budaya dan Jl Cipto Mangunkusumo.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Wadi SE mengakui, drainase tidak berfungsi optimal. Banjir yang terjadi di Jalan Cipto Mangunkusumo misalnya, karena sistem drainase yang berada di sekitarnya tidak dapat menampung intensitas air hujan yang tinggi.

Inlet sama drainase yang ada di Kota Cirebon kan rata-rata sudah ada dari zaman Belanda. Jadi ya sudah terlalu tua. Banyak terjadi sedimentasi dan pendangkalan,” ujar Wadi, saat dihubungi oleh Radar Cirebon, Rabu (4/3).

https://www.radarcirebon.com/2020/03/05/penyebab-banjir-kota-cirebon/

Masalahnya, pemeliharaan yang dilakukan terkendala karena minimnya anggaran yang tersedia. Untuk tahun anggaran 2020 pemeliharaan drainase dianggarkan sekitar Rp 150 juta. Padahal untuk pemeliharaan rutin saja, butuh anggaran Rp 2 miliar.

Dana segitu baru sebatas pemeliharaan. Belum upaya lain untuk meningkatkan kemampuan daya tampung saluran. Seperti pembuatan by pass, pembuatan sistem pompa maupun drainase baru. Padahal Bidang Bina Marga juga menginginkan adanya pembuatan master plan drainase Kota Cirebon. Sebab, kota ini tidak bisa terus-terusan bertumpu pada sistem pengaliran air buatan Belanda.

“Mudah-mudahan ada dukungan. Karena kalau mengandalkan anggaran pemeliharaan rutin yang sekarang tidak cukup untuk meng-cover seluruh drainase yang ada,” pungkasnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: