Sampel Artefak Situs Matangaji Diteliti di Laboratorium

Sampel Artefak Situs Matangaji Diteliti di Laboratorium

CIREBON – Tim Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat telah meneliti lokasi yang diduga Situs Petilasan Sultan Matangaji di Blok Melangse, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi.

Di area tersebut, tim dan peneliti melakukan pengamatan, pengukuran, serta membawa sejumlah sampel artefak yang bakal diteliti lebih lanjur di laboratorium.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon, Siti Solecha SSos MSi mengatakan, pengamatan lokasi  dan pengambilan keterangan warga telah dilakukan. Berikut dengan sampel artefak. Selanjutnya Balar akan mengeluarkan rekomendasi terkait situs tersebut.

“Semuanya sudah selesai dilakukan oleh Balai Arkeologi. Kita tunggu saja. Ada artefak yang berada di lokasi juga dibawa sebagai sampel penelitian,” ungkap Ela, sapaan Siti Solecha, kepada Radar Cirebon, Minggu (8/3).

DKOKP, kata dia, menyerahkan sepenuhnya kepada Balar. Pihaknya juga berharap proses kajian lanjut bisa berjalan dengan lancar. “Kita tinggal menunggu apa yang menjadi rekomendasi dari Balai Arkeologi. Kapan selesainya kita juga kurang tahu. Kita serahkan saja,” lanjutnya.

Setelah hasil kajian Balar secara resmi diserahkan dan rekomendasi didapatkan, pihaknya akan menyampaikanya kepada publik. Pihaknya juga akan mendiskusikan kembali langkah langkah apa yang akan diambil.

Seperti diketahui, saat peninjauan lokasi, rombongan Balar Jawa Barat yang berjumlah lima orang, menyusuri tepian sungai yang terdapat air terjun dan gua kecil, serta reruntuhan pelataran teras bangunan yang diduga situs.

Di lokasi tersebut juga dilakukan pengumpulan keterangan dari warga sekitar, ahli sejarah, dan pemilik lahan, serta kuncen.

Kepala Balar Jawa Barat, Deni Sutrisna mengungkapkan, indikasi awal kawasan tersebut mengarah ke situs. Namun, pihaknya belum bisa menentukan statusnya mengingat perlu penelitian lebih lanjut.

Pihaknya juga mengamati struktur batu bata yang mirip dengan material lain pada struktur bangunan lama di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Namun demikian, temuan itu baru sekedar salah satu unsur. Apalagi, di lokasi itu ada sebagian yang terkena urugan sehingga belum bisa digali ada unsur apa lagi yang terkandungnya.

“Tim pengupasan sudah melihat dari bata yang tersisa, yang berada di teras urugan dekat sungai. Tapi itu belum terkupas semua,” katanya.

Pihaknya juga menemukan sampel fragmen keramik yang coraknya mirip dengan keramik dari Tiongkok. Tapi, pihaknya belum bisa memastikan sisa fragmen keramik tersebut berasal dari dinasti mana dan dibuat pada abad ke berapa. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: