Dihajar Virus Corona, Kini Disusul DBD Mengganas

Dihajar Virus Corona, Kini Disusul DBD Mengganas

Pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah. Hingga kemarin menjadi 34 orang. Butuh kerja keras pemerintah melakukan pencegahan. Belum lagi kini merebak juga kasus demam berdarah dengue (DBD).

========================

“HARI ini (kemarin, red) bertambah lagi tujuh orang dipastikan positif Covid-19,” terang Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3).

Kondisi pasien, sambung Yurianto, rata-rata sakit ringan ke sedang. Kecuali pasien nomor 29 dan 30 yang sakit sedang. “Semuanya adalah imported case (tertular di luar negeri). Tujuh pasien positif corona ini diidentifikasi sebagai pasien 28 hingga pasien 34. Dari perkembangan terbaru, ada pasien nomor 25 telah meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara, dari proses isolasi yang diperketat, pasien nomor 06 dan 14 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang untuk menjalani karantina di rumah masing-masing. Dengan demikian, total 31 pasien positif masih menjalani isolasi di rumah sakit. “Dan untuk status tujuh pasien positif baru ini adalah seluruhnya WNI,” jelas Yurianto.

DBD JUGA MENGGANAS

Sementara itu, wabah deman berdarah dengue (DBD) makin mengganas di sejumlah wilayah di Tanah Air. Jumlah korban terus meningkat. Hingga kemarin pasien meninggal mencapai 104 orang.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan sejak Januari hingga Rabu (11/3) sebanyak 104 orang meninggal dunia akibat DBD dari 17.820 kasus yang terjadi. “Paling tinggi sebenarnya ada di Lampung dan yang kedua adalah Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Siti di gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (11/3).

Berdasarkan data Kemenkes, Lampung menempati posisi provinsi paling tinggi kasus DBD dengan 3.423 kasus yang terjadi di 6 kabupaten. Sementara NTT berada di posisi kedua dengan 2.711 kasus. “Namun, kasus kematian terbanyak tercatat di NTT yang memiliki 34 kematian. Jawa Timur di posisi ketiga kasus terbanyak DBD dengan 1.761 kasus, selanjutnya Jawa Barat dengan 1.420 kasus dan yang di posisi kelima terdapat Jambi dengan 703 kasus DBD,” ungkapnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi NTT melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat DBD hingga Rabu pagi (11/3) mencapai 37 orang. “Sampai dengan pagi ini (kemarin, red) dari seluruh data yang kami kumpulkan di 22 kabupaten/kota terkait DBD, sudah ada 37 orang yang meninggal sejak Januari hingga Maret,” kata Sekretaris Dikes NTT David Mandala.

Tingginya angka kematian akibat DBD, anggota Komisi IX DPR RI Nabil Haroen meminta pemerintah meningkatkan perhatian atas kasus ini. Pemerintah diminta membagi perhatiannya ke kasus DBD di tengah mengurusi virus corona atau Covid-19. “Data terakhir, lebih dari 16 ribu kasus dari Januari hingga Maret 2020 dengan jumlah korban meninggal sekitar 100 pasien,” katanya melalui pesan tertulisnya, Rabu (11/3).

Nabil menilai meningkatnya kasus DBD disebabkan program berkelanjutan dan prasarana obat-obatan untuk menangani pasien yang kurang. “Tidak perlu panik atau histeris. Persiapan yang tepat sasaran dan memantau informasi terkini yang benar merupakan cara terbaik untuk menghindari bencana dalam skala yang lebih besar,” tandasnya.

Pengamat Kebijakan Publik Yusdiyanto Alam mengatakan pada kondisi inilah pemerintah dan kebijakannya tengah diuji. Krisis ekonomi di depan mata, ini sejalan dengan gagalnya investasi. Kondisi makin buruk dengan wabah virus corona yang tak henti-hentinya puluhan orang terinfeksi. Belum lagi sejumlah wilayah terdampak bencana.

“Kerja keras pemerintah memang patut dipuji dalam penanganannya. Namun wabah ini bukan sekadar memangsa warga, tapi dampak yang ditimbulkan, berimbas pada sendi ekonomi. Anda bisa bayangkan, orang mau keluar rumah saja, sekarang waswas. Karena mayoritas tidak tahu, bagaimana mengidentifikasi virus itu,” terangnya kepada Fajar Indonesia Network/FIN (Radar Cirebon Group), kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: