Gandir Diduga karena Kuota Habis, Sempat Minta Uang Rp30 Ribu untuk Beli Paket Data

Gandir Diduga karena Kuota Habis, Sempat Minta Uang Rp30 Ribu untuk Beli Paket Data

CIREBON- Kabar duka beredar di salah satu desa di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jumat siang (27/3). Di desa itu, seorang remaja berinisial HR (18) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri (gandir) diduga karena tak diberikan uang untuk membeli paket data atau kuota internet.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Cirebon, peristiwa itu diketahui pertama oleh ibu korban berinisial S sekitar pukul 10.50 WIB. Berawal ketika sang ibu baru pulang meinjam uang. Uang itu yang sedianya diberikan ke anak unntuk membeli paket data. Tapi, sang ibu pun tersentak. Dia melihat anaknya dalam kondisi gantung diri di dalam rumah.

Sang ibu kemudian berteriak meminta tolong tetangga. Tidak lama setelah itu, aparat desa setempat datang ke rumah korban. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Gegesik yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian. Selang beberapa menit, Kapolsek Gegesik AKP Sayidi dan Kanit Reskrim Ipda Harmoko turun ke lokasi dan mengeceknya. Ternyata benar. Bahkan polisi masih mendapati korban dalam kondisi menggantung dengan seutas tambang di dalam rumahnya.

“Saat Pak Kapolsek dan Kanit Reskrim ke sana (rumah korban, red) korban ini dalam kondisi meninggal gantung diri menggunakan tambang warna putih panjang 180 cm. Tambang tersebut dirangkap dua, yang ditalikan ke kayu atap rumah,” kata Kasubag Humas Polresta Cirebon Iptu M Soleh.

Polisi kemudian melakukan olah TKP. Hasilnya, diduga korban melakukan bunuh diri dengan cara naik ke lemari, kemudian memasukkan kepalanya ke tambang yang sudah dipersiapkan. Korban lalu melompat sehingga tubuhnya menggantung dengan jarak kaki ke lantai kurang lebih 40 cm.

Untuk memastikan lebih jauh kondisi jenazah, tim Unit Identifikasi Polresta Cirebon dan dokter puskesmas ikut diturunkan ke lokasi. “Dan dari hasil pemeriksaan dokter puskesmas, pada leher korban ditemukan luka melingkar akibat jeratan tambang karena gantung diri,” jelas Soleh kepada Radar.

Tidak hanya itu saja, untuk memperdalam penyebab kematian dari korban, polisi juga memintai keterangan para saksi, termasuk pihak keluarga. Dari hasil pemeriksaan itu, sebelumnya korban meminta uang kepada ibunya sejumlah Rp30.000 untuk membeli paket kuota.

Namun, lanjut Soleh, sang ibu saat itu hanya punya uang Rp15 ribu sehingga tidak langsung memberikannya. Dia lalu mencoba ke tetangga untuk meminjam uang yang diminta oleh anaknya. Namun ketika kembali ke rumah, S tersentak karena anaknya sudah gantung diri.

“Dugaaan sementara gantung diri karena permintaan uang untuk beli kuota tak langsung dipenuhi. Pihak keluarga sendiri menyatakan menerima kejadian ini dan menolak untuk dilakukan otopsi. Jadi jenazah langsung diurus oleh pihak keluarga dan langsung dikebumikan,” pungkas Soleh.

Sementara itu, Aryadi, aparat desa setempat membenarkan warganya meninggal karena gantung diri. Pihaknya menduga korban meninggal karena depresi dengan hidupnya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. “Dia lulusan SMP. Setelah lulus bekerja serabutan. Diduga dia nekat gantung diri karena depresi tidak punya kerjaan tetap,” katanya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: