Puluhan Warga Gedor Banggar
Tidak Sabar Ingin Suarakan Aspirasi PNPM KUNINGAN - Lantaran dana cost sharing (pendamping) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) belum cair seluruhnya, puluhan warga mendatangi kantor DPRD Kuningan, kemarin (6/10). Mereka meminta agar dana sisa sebesar Rp4,2 miliar segera dicairkan. Sedikitnya 48 warga yang mendatangi gedung wakil rakyat itu. Sebagian besar dari mereka berasal dari Kecamatan Ciniru yang tidak kebagian alokasi dana tersebut. Kecamatan Ciniru merupakan satu dari 14 kecamatan yang tidak mendapatkan alokasi tersebut. ”Total dana pendamping itu kan sekitar Rp7,5 miliar. Ternyata baru cair setengahnya. Sehingga cuma 15 kecamatan yang teralokasi. Ada 14 kecamatan yang tidak kebagian, sehingga sekarang kami akan menanyakannya,” jelas salah seorang warga sebelum berdialog dengan para wakil rakyat. Kedatangan mereka ke gedung dewan sekitar pukul 10.00. Namun sampai pukul 11.00 mereka belum diterima oleh pimpinan dewan. Pasalnya, mereka tengah sibuk mengikuti rapat Badan Anggaran (Banggar) bersama eksekutif di ruang Banggar. Saking kesal menunggu, mereka memberanikan diri untuk menggedor ruang Banggar, sehingga akhirnya mereka dipersilahkan untuk memasuki ruangan tersebut. Yang menjadi juru bicara (Jubir) dari aksi damai kemarin itu antara lain Kuwu Cijemit, Yaya Cahyadi, Kuwu Cipedes Amit D Kusdiana SAg dan Dani Nuryadin dari Asosiasi Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD). Mereka menginginkan agar anggaran yang telah dijanjikan dimasukan ke anggaran perubahan yang kini belum disyahkan. ”Ironis menurut saya, masa untuk kepentingan 100 ribu warga tidak diperjuangkan. Ini demi pembangunan Kuningan dan tidak mengganggu anggaran. Kini masyarakat resah dan saya selaku kades berhadapan langsung dengan masyarakat. Kalau dewan sih enak duduk di sini,” ucap Kades Cipedes, Amit D Kusdiana. Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD H Yudi Budiyana SH yang didampingi para pimpinan dewan lainnya. Tampak hadir pula Kepala Bapeda Drs H Yosep Setiawan MSi beserta tim anggaran eksekutif lainnya yang kebetulan sedang mengikuti rapat banggar. Dalam menanggapi statemen Amit, Yudi menyebutkan tidak mau kalau wakil rakyat dinilai enak duduk saja. Justru dalam memperjuangkan PNPM, rapat paripurna diundurkan yang sedianya digelar Rabu (6/10) ini. Dewan, kata Yudi, lebih memilih untuk menanyakan persoalan PNPM terlebih dahulu kepada eksekutif dalam rapat banggar. Sementara itu Yosep mewakili eksekutif mengajak para pengunjuk rasa untuk memahami minimnya APBD. Pihaknya pun sebetulnya ingin segera mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pro rakyat seperti PNPM. Namun satu sisi terdapat pula kegiatan-kegiatan di luar PNPM yang juga pro rakyat. ”Kami ingin menyukseskan program secara menyeluruh alias tidak parsial. Sehingga kami yakin ada solusi yang cantik,” kata dia. Yosep melanjutkan, pagi harinya ia telah berembug dengan bupati dan instansi terkait lainnya dalam membahas PNPM. Akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa sisa dana pendamping senilai Rp4,2 miliar akan dimasukkan ke anggaran 2011 bersamaan dengan dana PNPM tahun 2011. ”Tinggal beberapa bulan lagi, kami mohon kesabarannya. Insya Allah bulan Februari 2011 juga terealisasi karena pengetukan palu sekarang harus bulan Desember. Pak bupati telah mengintruksikan ke kami untuk segera mendatangi dirjen pemberdayaan masyarakat terkait hal itu,” terangnya. Setelah mendengar penjelasan tersebut, akhirnya para pengunjuk rasa mengerti. Mereka siap menunggu realisasi dana pendamping pada tahun 2011. Tidak lama kemudian, para pengunjuk rasa itupun meninggal gedung wakil rakyat. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: