Eka Eki
EKA-Eki muncul di Amerika Serikat.
Ini hari ke-6 --demo protes di lebih 40 kota di Amerika Serikat.
Di hari ketiga tentara Amerika Serikat sudah diturunkan ke Minneapolis. Polisi dianggap tidak mampu meredakan demonstrasi itu.
Dengan mengirim tentara, Presiden Donald Trump bisa sekaligus menyudutkan pemerintahan Demokrat di kota itu.
Trump juga sudah menemukan siapa yang harus disalahkan: Antifa. Ini juga sekaligus bisa menyudutkan aliran kiri --yang ia konotasikan dengan lawan politiknya itu: Demokrat.
Antifa singkatan anti fasis. Awalnya lahir di Italia --sebelum perang dunia ke-2. Gerakan itu sebagai reaksi terhadap lahirnya fasisme. Dengan tokoh utama Mussolini.
Antifa merambat ke Jerman. Sebagai reaksi atas munculnya Adolf Hitler.
Belakangan meloncat ke Amerika. Sebagai respons atas gerakan supremasi kulit putih --seperti Ku Klux Klan.
Dilarangnya KKK membuat Antifa seperti tidak relevan. Tapi ideologi KKK tidak mati. Secara sporadis masih muncul di sana-sini. Tanpa membawa bendera KKK. Pun di dalam hati sebagian orang masih terus tersimpan rasa keunggulan ras itu.
Antifa juga tidak benar-benar mati. Semendiang KKK, Antifa seperti lebih fokus ke anti rasis --daripada antifasis. Rasanya Antifa menguat lagi tiga tahun terakhir.
Seperti juga KKK, Antifa tidak percaya jalan perjuangan konstitusi. Mau mereka: langsung aksi. Lewat kekerasan.
Begitulah, Eka dan Eki berinteraksi secara tersamar di Amerika. Ekstrem kanan mendapat perlawanan dari Eki. Atau sebaliknya.
Dan Trump kelihatannya akan memukul habis Eki. Sekalian mengharapkan efek karambolnya: tersudutnya Demokrat.
Capres Demokrat Bernie Sanders dianggap sangat kiri --meski tidak sampai ekstrem kiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: